Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DATO NIK AZIZ TOKOH ISLAM BERPENGARUH YANG SEDERHANA

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 17 Februari 2015 - 01:05 WIB

Selasa, 17 Februari 2015 - 01:05 WIB

1647 Views

nik azizOleh : Dudin Shobaruddin, Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kuala Lumpur, Malaysia

Menurut beberapa media masa, lebih dari 50-ribuan orang turut menyaksikan upacara pengebumian tokoh dan ulama terkenal dunia, sebagai penghormatan terakhir, membanjiri Pulau Melaka Kelantan.

Mereka berduyun-duyun datang dari dekat maupun dari jauh, laki-laki dan perempuan, golongan pro-pemerintah Malaysia maupun oposisi, termasuk Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Najib Tun Razak, para Menteri Besar dari beberapa negeri bagian.

Mereka datang dengan satu tujuan ingin menyaksikan tokoh agung dan sederhana Tuan Guru Dato Nik Abdul Aziz bin Nik Mat (Lahir 10 Januari 1931, wafat 12 februari 2015) dikebumikan.

Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia

Mereka para peziarah bersatu hati dan pemikiran bagaimana dapat melihat dan menyaksikan dari dekat tokoh yang berwibawa tersebut pergi untuk selamanya.

Mereka rela bersesak-sesak sambil berjalan kaki lebih dari 2 km, karena jalan menuju ke Kampung Malaka ditutup untuk semua kendaraan.

Beberapa bis disediakan oleh panitia untuk menghatar mereka ke tempat yang berdekatan dengan Kampung Melaka.

TV-1 dan TV Astro Awani dan  media lain meliput dari awal sampai akhir prosesi pemakaman.

Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia

Rakyat pun berduyun-duyun mengunjungi rumah dan kampung halaman Dato Nik Aziz.

Bahkan sampai saat ini, beberapa hari setelah pemakaman,  masih terus dibanjiri para pengunjung yang datang dari dekat maupun dari jauh.

Tidak Tinggal di Rumah Dinas

Mantan Menteri Besar Kelantan sampai lima priode itu (1990-2013), adalah seorang ulama yang wara’ dan zuhud. Hidupnya bagi seorang Menteri Besar (Gubernur), amatlah sederhana.

Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya

Selama menjabat ia tidak pernah tinggal di rumah dinas Menteri Besar. Beliau lebih suka tinggal di rumah yang sederhana, rela meninggalkan rumah mewah yang serba lengkap dan disediakan sesuai dengan anggaran yang diperuntukan kerajaan.

Hawa nafsu yang mana sebagai lazimnya manusia yang tidak mau wah dalam segalanya  termasuk rumah. Tapi tidak bagi beliau. Ini membuktikan kezuhudannya yang sulit didapati pada zaman moderen sekarang ini.

Gaji Untuk Kemaslahatan Umat

Walaupun menjadi orang nomor satu Negara Bagian yaitu Kelantan, Dato Nik Aziz hanya mengambil gaji sekedarnya saja. Sama sekali tidak untuk bermewah seperti lazimnya orang lain sejawatanya.

Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia

“Justru kebanyakan gajinya diserahkan untuk kemaslahatan umat, di negeri Kelantan yang disebut Serambi Makkah itu”,

kata salah seorang menantu keponakannya, yang pernah berkunjung ke kampung Muhajirun, Lampung tahun lalu.

Ini membuktikan kezuhudannya terhadap dunia. Ternyata tradisi ini diteruskan penggantinya. Menteri Besar sekarang Dato Hj Ahmad bin Yakub.

Hal ini kita diingatkan bagaimana para sahabat dahulu seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdurrahaman bin Auf dan lainnya, yang begitu mementingkan urusan umat daripada urusan dunia, dengan kata lain zuhud.

Baca Juga: Suyitno, Semua yang Terjadi adalah Kehendak Allah

Sentuhan Ceramahnya

Dato Nik Aziz dalam setiap ceramahnya, walaupun ahli politik, lebih banyak membahas soal urusan hati.

Rakyat diingatkan untuk memperbaiki budi pekerti, akhlak mulia, berhati bersih jauh dari riya, ujub, takabur atau sombong, dan agar senantiasa ingat mati.

Dengan kata lain, ia justru banyak membicarakan urusan tadzkiyatunnafs (pembersihan jiwa).

Baca Juga: Transformasi Mardi Tato, Perjalanan dari Dunia Kelam Menuju Ridha Ilahi

“Kita kena ingat mati, supaya perasaan untuk mengejar ilmu di dunia dan akherat menjadi keutamaan, beribadahlah seperti akan mati esok”. Begitulah di antara kata-kata beliau yang amat menyentuh hati dan perasaan.

prosesi pemakaman nik aziz

Prosesi pemakaman Dato Nik Aziz. (Foto: Dushob/MINA)

Maka wajarlah apabila beliau meninggal banyak yang merasa kehilangan ketokohannya yang amat berwibawa, keilmuannya yang tidak dipertikaikan, serta kata-katanya yang lembut.

Bila berkunjung ke satu tempat di mana saja, beliau akan senantiada dikerumuni orang banyak, berebut mau bersalaman, mau mencium, mau lihat dari dekat, itulah d iantara keistimewaan Dato Nik Aziz.

Namun, tokoh politik dan ulama yang membangun bersama Islam di Kelantan tersebut, kini telah pergi untuk selamanya. Selain terus menjadi ingatan akan segala jejaknya, kita  berdoa semoga ruh beliau diterima di sisi Allah dengan mendapat ridha-Nya, diampuni segala dosanya. Amin. (K05/P4).

Baca Juga: Dato’ Rusly Abdullah, Perjalanan Seorang Chef Menjadi Inspirator Jutawan

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Indonesia
Indonesia
Kolom
MINA Millenia
MINA Preneur
MINA Health