Delapan Kunci Utama Menjadi Generasi “Rabbi Radhiyah” Seperti Nabi Yahya

Menjadikan generasi penerus sebagai generasi yang diridhai oleh Allah atau dalam Al-Quran dikatakan generasi Rabbi Radhiyah merupakan cita-cita seluruh orangtua ummat Islam.

Dalam Al-Quran Surah Maryam ayat 12-15 dijelaskan;

یَـٰیَحۡیَىٰ خُذِ ٱلۡكِتَـٰبَ بِقُوَّةࣲۖ وَءَاتَیۡنَـٰهُ ٱلۡحُكۡمَ صَبِیࣰّا ١٢. وَحَنَانࣰا مِّن لَّدُنَّا وَزَكَوٰةࣰۖ وَكَانَ تَقِیࣰّا ١٣. وَبَرَّۢا بِوَ ٰ⁠لِدَیۡهِ وَلَمۡ یَكُن جَبَّارًا عَصِیࣰّا ١٤. وَسَلَـٰمٌ عَلَیۡهِ یَوۡمَ وُلِدَ وَیَوۡمَ یَمُوتُ وَیَوۡمَ یُبۡعَثُ حَیࣰّا .١٥

Artinya: “(12) Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak. (13) Dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa. (14) Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. (15) Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam 12-15).

Menurut Imaamul Muslimin, KH. Yakhsyallah Mansur, MA., paling tidak ada delapan kunci utama untuk menjadikan generasi Rabbi Radhiyah.

Kunci pertama yaitu harus berpegang pada Al-Quran, Karena semua petunjuk sudah terdapat di dalam Al-Quran. Pegang erat Al-Quran dan sungguh-sungguh.

Kedua adalah belajar sungguh-sungguh, ketika seseorang belajar dengan sungguh-sungguh maka insyaallah hasilnya akan maksimal dan sesuai dengan Al-Quran. Dan sebaliknya jika belajarnya main-main maka hasilnya tidak akan baik, dan ini bisa menjadi perusak bangsa.

Kunci ketiga yaitu mempunyai rasa kasih sayang terhadap sesama dan juga rasa empat dan simpati. Saling menyayangi akan menimbulkan rasa tenang dalam jika, dan Allah akan meridhoi kepada orang yang punya rasa kasih sayang terhadap sesama.

Keempat menjaga kebersihan, kalau dalam Al-Quran disebut “Zakah”, maka indah dan nyamannya suatu tempat dilihat dari kondisi kebersihannya. Apabila bersih, pasti akan timbul rasa nyaman.

Kelima yakni berhati-hati, jangan sembarangan menaruh barang, karena timbulnya kerugian adalah disebabkan dari adanya orang yang tidak berhati-hati. Adanya orang yang suka mengambil barang milik orang lain adalah disebabkan oleh adanya orang yang tidak berhati-hati dalam menaruh sesuatu.

Keenam adalah berbakti kepada kedua orangtua, dan ini merupakan kunci utamanya sukses, Ridha dari orangtua merupakan peran penting bagi suksesnya kehidupan seorang penuntut ilmu.

Ketujuh, tidak boleh bersikap sombong (Lam Yakun Jabbaaron). Maka banyaknya ilmu yang seseorang miliki, tidak boleh menjadikan dirinya sombong, bahkan seharusnya semakin banyak ilmu yang dimilikinya, maka semakin merendah. Pepatah mengatakan. orang berilmu itu seperti pohon padi, semakin berisi maka dia akan semakin merunduk.

Kedelapan yakni tidak melanggar aturan. Dimanapun tempat kita menuntut ilmu pasti ada peraturannya, maka patuhi peraturan tersebut. Tidak ada aturan yang dibuat dengan tujuan yang buruk, sudah pasti aturan-aturan dibuat adalah untuk kebaikan.

Generasi pertama yang memiliki gelar Rabbi Radhiyah ini adalah putra dari Nabi Zakariya, yakni Nabi Yahya Alaihissalam.

Nabi Zakariya diuji oleh Allah dengan ujian tidak dikaruniai anak setelah berpuluh-puluh tahun menikah, Zakariya terus berdoa kepada Allah sampai akhirnya Allah kabulkan do’anya, dikaruniakanlah seorang anak ketika Zakariya sudah berumur 120 tahun.

Anak tersebut oleh Allah diberi nama Yahya, dan dia lah satu-satunya manusia yang diberi nama langsung oleh Allah Subhanahu Wata’ala. (A/R12/P2).

Mi’raj News Agency (MINA).