Kairo, MINA – Delegasi gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas tiba di Kairo pada Selasa (12/8) untuk membahas usulan baru gencatan senjata 60 hari di Jalur Gaza, menurut laporan media Mesir.
Saluran Al-Qahera News yang berafiliasi dengan pemerintah, mengutip sumber Mesir, melaporkan bahwa delegasi yang dipimpin pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya akan bertemu mediator Mesir membahas usulan tersebut. Rencana ini muncul saat Israel melanjutkan strategi pendudukan kembali secara bertahap yang telah disetujui kabinet keamanannya pekan lalu.
Berdasarkan rencana Israel, tahap pertama akan memaksa sekitar satu juta warga mengungsi dari Kota Gaza ke selatan, mengepung kota dan melakukan serangan ke kawasan permukiman. Tahap kedua mencakup penguasaan kamp pengungsi di wilayah tengah yang sebagian besar telah mengalami kerusakan parah selama perang.
Kunjungan delegasi Hamas ini dilakukan setelah kebuntuan perundingan gencatan senjata sejak penarikan delegasi Israel dan AS dari pembicaraan di Doha bulan lalu. Sumber Mesir menyebut ada upaya intensif untuk mengatasi perbedaan demi mencapai jeda sementara di Gaza.
Baca Juga: Drone Houthi Lakukan Empat Operasi ke Wilayah Pendudukan
Menurut sumber tersebut, pembicaraan di Kairo membahas gencatan senjata 60 hari, yang diharapkan dapat mendorong kembali negosiasi menuju kesepakatan gencatan senjata. Upaya ini juga berjalan seiring dorongan Mesir untuk memasukkan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang diblokade.
Media Israel KAN melaporkan bahwa negosiator Israel terpecah soal peluang kemajuan menuju kesepakatan tukar tahanan dan gencatan senjata. Disebutkan bahwa delegasi Hamas membahas inisiatif baru yang mencakup kesepakatan menyeluruh untuk membebaskan 50 warga Israel (baik yang ditawan maupun jenazah) dengan imbalan perlucutan senjata gerakan tersebut. Hamas belum memberikan komentar resmi atas laporan ini.
Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan bahwa Kairo, bekerja sama dengan Qatar dan AS, berupaya mencapai kesepakatan komprehensif untuk menghentikan perang Israel dan mengamankan perjanjian penuh dengan kelompok perlawanan Palestina.
Ia menegaskan masih ada peluang untuk mencapai kesepakatan jika ada niat baik dan kemauan politik, sambil menuduh Israel melakukan genosida di Gaza serta membatasi bantuan kemanusiaan sehingga memicu kelaparan.
Baca Juga: Brigade Al-Quds Hancuran 52 Kendaraan Zionis
Sejak Oktober 2023, agresi militer penjajah Israel di Gaza telah menewaskan hampir 61.600 orang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Arqiq: Pembunuhan Wartawan di Gaza Adalah Kejahatan Perang