Jakarta, MINA – Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mengadakan Media Gathering untuk meningkatkan kualitas hubungan kerja sama dengan jurnalis muslim di Gedung DDII, Kramat Raya 45, Jakarta Pusat, pada Rabu (27/3).
Dalam pemaparan Ketua Umum DDII Dr Adian Husaini mengatakan media-media berbasis Islam dan para jurnalisnya harus berjuang dalam saf yang rapi, saling bersinergi, dan menyatukan potensi sebagaimana ditekankan dalam Al-Qur’an Surat Ash Shaf ayat 4.
“Aspek tersebut masih belum tergarap dan media-media berbasis Islam selama ini cenderung masih bekerja sendiri-sendiri,” kata Adian.
Acara dihadiri 15 jurnalis dari berbagai media Islam, bertujuan memperkuat hubungan kerja telah terjalin antara Dewan Dakwah.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Skor Integritas Tertinggi di Indonesia, Lampaui Indeks Nasional
“Salah satu gagasan perlu dipikirkan, antara lain pembentukan kantor berita muslim, dimana potensi semua jurnalis muslim berikut medianya disatukan,” ujar Adian, yang pernah menggeluti dunia kewartawanan selama lebih satu dekade.
Ia mengakui, bagi media-media berbasis Islam, bertahan dalam kondisi industri seperti saat ini tidaklah mudah. Terlebih di era jurnalisme warga (citizen journalism) ketika informasi amat mudah didapat. Publik mengalami banjir informasi.
Dalam situasi demikian, media-media Islam harus mampu tetap menjaga kredibilitasnya. “Fungsi media untuk mendidik masyarakat (to educate), terus diperlukan.
Di sisi lain, dibutuhkan kreativitas untuk memastikan media-media Islam mampu berkembang,” ujar Adian. Para jurnalis, lanjutnya, misalnya dapat mengangkat isu yang menjadi kepentingan bersama dan mem-viralkannya kepada umat.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Berhasil Masuk Gaza Utara
Dalam kesempatan itu, Adian Husaini menegaskan jalur yang diambil Dewan Dakwah untuk berkhidmat di bidang pendidikan dan dakwah Islam sebagaimana amanat dan teladan pendiri Dewan Dakwah, Mohammad Natsir. Fokus di dunia pendidikan bukanlah tanpa alasan.
Pendidikan menjadi krusial mengingat sumber daya manusia (SDM) umat masih perlu diperbaiki kualitasnya. Apalagi mengingat fenomena yang sudah menyebar di benak masyarakat kiblat pendidikan yang baik adalah ke Barat.
“Padahal pendidikan Barat tidak menjawab problematika umat dan malah membuat umat berputar-putar di tempat serupa. Pendidikan yang berkah adalah pendidikan Islami,” ujarnya.
Karena itu, ia memandang para jurnalis dan media-media Islam perlu bekerja sama dengan Dewan Dakwah menjawab tantangan zaman dan membangun persepsi publik tentang urgensi pendidikan Islami.
Baca Juga: [Bedah Berita MINA] Gaza Pasca Genjatan Senjata
Jurnalis muslim, lanjut Adian, harus memandang tugasnya sebagai bagian dari jihad untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang hegemoni sekulerisme dalam dunia pendidikan ke pendidikan Islam. Salah satunya mengubah persepsi selama ini bahwa pendidikan yang berhasil dilihat dari kuantitas lulusannya.
“Indikator keberhasilan pendidikan bagi Dewan Dakwah yang utama bukanlah kuantitas melainkan kualitas. Lulusannya menjadi sosok yang cinta ilmu, cinta dakwah, dan berakhlak mulia,” ungkap Adian, yang meraih gelar doktornya di Institut Pemikiran Islam dan Peradaban – Universitas Islam Internasional Malaysia (ISTAC-IIUM) di bidang pemikiran dan peradaban Islam.
Media gathering Dewan Dakwah juga diisi dengan pemaparan profil Hudaya Safari Tour & Travel yang merupakan sayap usaha Dewan Dakwah dalam penyediaan layanan haji dan umrah. (L/R4/P2)
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut AWG Telah Wakili Umat Islam dalam Pembebasan Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)