Lima, MINA – Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski mengajukan pengunduran dirinya, Rabu (21/3), setelah terlibat dalam skandal pembelian suara.
Dalam sebuah pidato, Kuczynski membantah melakukan kesalahan tetapi mengatakan dia tidak ingin menjadi “hambatan” dalam pembangunan negara.
Dia harus menghadapi pemungutan suara pemakzulan dirinya pada Kamis (22/3), BBC melaporkan.
Kuczynski menghadapi tekanan yang meningkat setelah rekaman yang beredar menunjukkan sekutu-sekutunya menawarkan imbalan uang jika mereka mendukungnya dalam pemungutan suara.
Baca Juga: AS Blokir TikTok, Dihapus dari App Store
Kuczynski, 79, selamat dari pemungutan suara pemakzulan lainnya pada Desember lalu.
Para lawannya ingin menyingkirkannya atas tuduhan menerima pembayaran ilegal dari raksasa konstruksi Brasil, Odebrecht.
Namun dia berhasil mempertahankan kekuasaan dengan selisih tipis dan menuduh oposisi berusaha melakukan kudeta.
Dalam pidatonya, Kuczynski mengatakan rekaman video telah diedit untuk memberatkan dirinya.
Baca Juga: Trump Tiba di Washington Jelang Pelantikan
“Pihak oposisi telah mencoba untuk menggambarkan saya sebagai orang yang korup dan mereka telah berhasil memengaruhi sekelompok pekerja yang rasional dan jujur di sekeliling saya, membuat mereka secara tidak adil terlibat dalam rencana ini untuk menghancurkan pemerintah,” katanya.
“Saya secara kategoris menolak klaim-klaim tidak berdasar ini dan menegaskan kembali komitmen saya kepada Peru yang jujur, bermoral dan adil untuk semua orang.”
Kuczynski adalah mantan bankir Wall Street yang menempuh pendidikan di Universitas Oxford, Inggris.
Dia memenangi jabatan presiden dengan hasil tipis dalam pemilihan umum presiden 2016.
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
Pengunduran dirinya akan diputuskan di Kongres pada Kamis.
Namun tidak jelas apakah Kongres, yang dikendalikan oleh oposisi, akan menerima pengunduran diri Kuczynski atau melakukan pemungutan suara seperti yang direncanakan. (T/R11/RS1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga di London Pawai Sambut Gencatan Senjata di Gaza