Oleh Bahron Ansori / Redaktur Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Pemerintah Amerika Serikat yang mengaku dirinya sebagai pendeta hak hak azasi manusia, selalu berkhotbah tentang hak hak azasi manusia di berbagai forum baik regional maupun internasional. Pemerintah Washington juga melalui Kementerian Luar Negeri (State Department)nya secara teratur setiap tahun menerbitkan laporan tentang pelanggaran hak hak azasi manusia di semua negara kecuali Israel dan negara Paman Sam sendiri.
Benar kata orang, Amerika Serikat (AS) itu ibarat musang berbulu domba, atau lebih tepat bermuka dua. Itulah yang terjadi pada Barack Obama, Presiden AS yang dalam perang Palestina Israel terlihat sekali pembelaannya terhadap kaum penjajah tersebut. Semakin jelas Obama melayani rezim Zionis Yahudi dengan penuh loyalitas.
Beberapa waktu lalu, presiden AS ke 44 itu telah menandatangani rancangan undang-undang Kongres yang akan memberikan dana bantuan ke Rezim Zionis Israel. Dalam rancangan undang-undang tersebut disebutkan Amerika akan memberikan dana bantuan sebesar 225 juta dolar AS guna meningkatkan sistem anti-misil Iron Dome milik Israel.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Rancangan undang-undang tersebut ditandatangani pada Senin (4/8) saat pasukan Rezim Penjajah Israel membantai warga Palestina di Jalur Gaza. Dana itu merupakan dana bantuan setelah sebelumnya Amerika juga telah membahas pemberian dana bantuan fiskal untuk Iron Dome pada 2015 sebesar 351 juta dolar AS.
Total dana bantuan yang akan diberikan oleh Amerika kepada Rezim Israel sebesar 576 juta dolar AS. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan permintaan Pentagon yang sebesar 176 juta dolar AS. Pada April lalu, laporan Dinas Penelitian Kongres mengatakan AS telah menyediakan lebih dari 700 juta dolar AS untuk Iron Dome Israel.
Rancangan undang-undang terakhir pun akan meningkat hingga sekitar 1 milyar dolar AS. RUU ini disetujui dengansuara bulat oleh Kongres pada Jumat. Senat pun menyetujuinya melalui pemungutan suara. Usai melakukan pemungutan suara, Senator Republican Lindsey Graham mengatakan voting Senat merupakan sinyal bahwa AS akan membantu Tel Aviv jika Israel membutuhkannya.
Obama sebelumnya mengatakan AS akan bekerja bersama Tel Aviv agar Israel dapat melindungi diri melawan pejuang Palestina. Iron Dome merupakan sistem misil jarak pendek yang didesain untuk menghalangi roket dan tembakan peralatan militer yang diluncurkan dalam jarak antara empat hingga 70 kilometer.
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
Setelah Rezim Penjajah Israel memulai operasinya di Gaza, Obama menyebut Iron Dome sebagai bukti komitmen Amerika untuk keamanan Israel. Pada 28 Juli, Pemimpin Mayoritas Senat AS Harry Reid mengatakan Tel Aviv sangat membutuhkan dana bantuan dari AS untuk serangannya melawan pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Rezim Penjajah Israel telah mengepung Jalur Gaza selama hampir sebulan. Lebih dari 1.865 warga Palestina pun tewas dan ribuan lainnya terluka, termasuk makanan dan anak-anak. Para pejuang Palestina pun menembakkan roket ke Israel sebagai aksi balasannya.
Israel sebelumnya telah menerima milyaran dolar dana dari Amerika tiap tahunnya. Di bawah kesepakatan bantuan selama 10 tahun antara Washington dan Tel Aviv yang ditandatangani 2007, sebanyak 30 milyar dolar AS telah mengalir ke Israel.
Dana bantuan militer tahunan AS untuk Rezim Penjajah Israel juga telah meningkat dari 2,4 milyar dolar AS menjadi 3,1 milyar dolar AS hingga 2017 di bawah kesepakatan yang ada.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Zionis Israel Tetap Kalah
Meski bantuan demi bantuan dari AS ke Rezim Zionis Israel semakin menggila dan menjadi-jadi, namun tetap saja pasukan penjajah itu tak mampu mengalahkan Mujahid Palestina ; Hamas dan pasukan jihad lainnya yang berbasis di Gaza.
Sebaliknya, penjajah Rezim Zionis Israel mengalami kerugian sekitar sembilan miliar shekel atau sekitar 31,5 triliun rupiah selama 30 hari melakukan agresi militer ke Jalur Gaza. Sebuah kerugian yang fantastis dan patut dirasakan oleh kaum penjajah itu.
Bahkan, sejumlah pengamat ekonomi mengatakan, jumlah tersebut masih perkiraan awal, karena baru dihitung dari sektor pembiayaan perang dan sektor pariwisata. Belum lagi ditambah kerugian dibidang lainnya yang tak kalah hebat.
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Menurut laman berita berbahasa ibrani News one, beberapa sektor yang mengalami kerugian akan lebih jelas dalam satu atau dua hari ke depan, ada pun untuk Selasa kemarin (5/8) kerugian tertinggi masih dari sektor pembiayaan perang mencapai enam miliar shekel atau sekitar sekitar 21 triliun rupiah.
Sementara kerugian tertinggi kedua berasal dari sektor pariwisata melalui pembatalan visa mencapai 2,2 miliar shekel atau sekitar 7,7 triliun rupiah.
Pada kerugian sektor industri yang berhenti melakukan produksi diperkirakan mencapai 445 juta shekel atau sekitar 1,53 triliun rupiah, di mana kerugian terjadi di wilayah selatan yang berjarak 40 km dari Jalur Gaza sebesar 180 juta shekel atau sekitar618,4 miliar rupiah sedangkan di wilayah pusat hingga ke selatan Haifa, kerugian mencapai 220 juta shekel atau sekitar 770 miliar rupiah.
Koresponden MINA di Gaza melaporkan, kerugian itu belum termasuk kerugian infrastruktur yang rusak serta hilangnya nyawa tentara Zionis Israel secara sia-sia ditambah lagi dengan tidak tercapainya tujuan Zionis dalam melakukan serangan terhadap Jalur Gaza.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Zionis Israel menarik pasukannya dari Jalur Gaza sesaat setelah terjadinya gencatan senjata pada Selasa (5/8) pagi Waktu Gaza. Penarikan pasukan Zionis itu disebabkan tidak berhasilnya mereka melakukan invasi darat terhadap Gaza dan hanya bisa masuk di dekat perbatasan.
Lalu, masihkah Obama akan mengirimkan bantuan lebih banyak lagi untuk Zionis Israel? Jika jawabannya ya, maka seberapa pun banyaknya bantuan untuk pasukan penjajah itu, tetap saja mereka tak akan pernah mampu mengalahkan Muslim Palestina. Sebaliknya lambat laun Zionis Israel itu sendiri yang akan mengalami kehancuran dengan sehancur-hancurnya. (T/R2/E01)
Mi’raj Iamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun