Jakarta, 25 Ramadhan 1437/29 Juni 2016 (MINA) – Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais), Muhammad Thambrin menghimbau para pengusaha, khususnya pengusaha di bidang kosmetika untuk dapat ikut menyosialisasikan UU Jaminan Produk Halal (JPH).
Hal itu disampaikan Muhammad Thambrin pada Temu Wicara Halal Bidang Kosmetika di Hotel Peninsulla, Jakarta, Selasa (28/6) lalu, demikian keterangan pers Kemenag yang diterima MI’raj Islamic News Agency (MINA).
Temu Wicara Halal Bidang Kosmetika merupakan acara yang diselenggrakan Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI) yang diikuti oleh para pengusaha kosmetika se-Indonesia.
“UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal menjadi acuan dalam penyelenggaran jaminan produk halal, untuk itu masyarakat harus paham tentang UU ini,” katanya.
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal bertujuan memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi serta menggunakan produk dan meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal.
“Memahami regulasi yang berlaku sangat penting di sini, karena pelaku usahalah yang menjadi subyek dalam memajukan bisnis produk halal Indonesia,” tegas Thambrin.
Lebih lanjut laki-laki yang gemar berdakwah ini mengajak peserta untuk melanjutkan sosialisasi UU JPH di lingkungannya masing-masing dan pada kegiatan-kegiatan lainnya.
“Pemerintah sangat mengapresiasi pihak yang membantu menyosialisasikan UU JPH,” ujarnya.
Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku
Pada kesempatan tersebut, Thambrin ikut mengulas perjalanan RUU JPH hingga disahkan menjadi UU.
Sesuai dengan surat Presiden Republik Indonesia Nomor R.09/Pres/01/2012, tanggal 10 Januari 2012 tentang Penunjukan Wakil untuk Membahas Rancangan Undang-Undang JPH, Presiden menugaskan Menteri Agama, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian, Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Hukum dan HAM untuk menjadi tim Panja Pemerintah dalam pembahasan UU JPH.
Dalam perkembangannya pada tahun 2012 tim Panja Pemerintah diperkuat oleh tim Kementerian Kesehatan sampai dengan Rancangan Undang-Undang JPH di paripurnakan.
Mantan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan ini juga memaparkan tentang pelaksanaan sertifikasi halal sebelum terbentuknya BPJPH. Di mana pengajuan permohonan atau perpanjangan sertifikat halal dilakukan sesuai dengan tata cara memperoleh sertifikat halal yang berlaku sebelum Undang-Undang JPH diundangkan.
Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?
Sedangkan MUI tetap menjalankan tugasnya di bidang sertifikasi halal sampai dengan BPJPH dibentuk. Begitu juga dengan LPPOM MUI tetap melaksanakan tugas pemeriksaan dan/atau pengujian produk sampai terbentuknya LPH berdasarkan Peraturan Pemerintah Pelaksana Undang-Undang JPH dan produk yang telah disertifikasi halal MUI tetap berlaku sertifikatnya sampai habis masa waktunya. (T/R05/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BPJPH, MUI, dan Komite Fatwa Sepakati Solusi Masalah Nama Produk Halal