Jakarta, 17 Jumadil Akhir 1437/25 Februari 2016 (MINA) – Persoalan tentang minimnya anggaran penelitian dan riset selalu menjadi alasan terhambatnya dalam melakukan inovasi yang bersaing.
Menanggapi hal ini, Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe menyatakan, “Sebenarnya anggaran itu cukup, asal fokus.”
“Persoalannya adalah jumlah peneliti itu sangat banyak, mencapai 200 ribuan. Kalau kita bicara anggaran yang ada sekitar 2,5 Triliun jika dibagi-bagi tidak akan cukup,” tutur Jumain.
Ia menambahkan, yang harus dilakukan adalah fokus penelitian itu ke arah yang sesuai dengan kebutuhan. Menurutnya, jika membiarkan semua orang membuat proposal sesuai keinginannya, itu hanya dapat anggaran sekitar 50-100 juta, dan itu sangat kecil.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Tapi jika fokus dan ada manfaatnya langsung untuk nasional, terutama masyarakat misalnya, ada penelitian yang membutuhkan dana 10M kenapa tidak kita dukung, ya memang harus begitu,” ujarnya.
Ia menjelaskan, selama tidak berani melakukan focusing, maka setiap proposal hanya diberi anggaran 50-100 juta, dan dana itu menurutnya tidak bisa untuk melakukan penelitian.
“Jadi cara memfokuskannya, kita harus membuat program terpadu jangan sendiri-sendiri. Di teknologi itu tidak hanya satu disiplin ilmu, tapi berbagai disiplin ilmu, yaitu art, sains, engineering, economic business, semuanya harus ada. Kalau misalnya kita buat program 10M, itu harus jelas terdiri dari apa saja, tentunya harus ada dari segi engineering designnya, harus ada dari segala keilmuannya, juga dari segi bisnisnya, ekonomi dan bahkan adalah sosial engineeringnya sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, orang Indonesia tidak mau mengunakan produk dalam negeri, jadi perlu ada pembelajaran sosial agar cinta produk dalam negeri.(L/P006/een/R02)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)