Rakhine, MINA – Site Manager Proyek Pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Rakhine, Myanmar, Ir. Nur Ikhwan Abadi mengatakan, meskipun sempat ada informasi temuan tiga bom di Mrauk U beberapa hari sebelumnya, bahkan satu bom meledak yang menargetkan salah seorang Menteri saat sedang lewat di Mrauk U, Rakhine, Myanmar namun tidak mempengaruhi proses pembangunan RS Indonesia.
“Sehubungan adanya informasi bom tersebut, memang kami sempat didatangi petugas keamanan setempat untuk ditanya identitas dan izin, namun Alhamdulillah kejadian ini tidak mengganggu proses pembangunan, pembangunan RS Indonesia tetap berjalan,” katanya di lokasi pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myaung Bwe, Mrauk U, Rakhine, Myanmar, Kamis (14/12).
Pembangunan RS Indonesia ini diinisiasi oleh MER-C bersama PMI dengan dukungan Pemerintah RI.
Lebih lanjut ia menjelaskan pekerjaan bangunan utama seluas 2.100 meter persegi tengah dalam tahap penggalian pondasi dan telah mencapai progress 50 persen.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
“Progress penggalian pondasi rumah sakit sudah lebih dari 50 persen. Lebih dari 100 pondasi sudah selesai dari 200 pondasi yang direncanakan. Pondasi yang sudah dicor sampai dengan hari ini mencapai 10 titik,” katanya
Menurutnya, sampai saat ini tidak ada kendala di lapangan dalam proses pembangunan RS Indonesia di Rakhine, baik dari material maupun hal lainnya.
“Material sampai sekarang juga tidak ada masalah. Sepekan yang lalu besi-besi sudah datang lagi 7 ton. Batu dan pasir juga baru masuk 10 truk,” jelasnya.
Ir. Nur Ikhwan Abadi bersama Ir. Ahmad Fauzi (Site Engineer) adalah insinyur yang ditugaskan untuk mengawasi pembangunan RS Indonesia di Rakhine hingga selesai. Keduanya dipercaya untuk mengawal pembangunan RS tersebut karena keduanya sudah berpengalaman dalam pembangunan RS Indonesia di wilayah Jalur Gaza, Palestina.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Setiap hari, Ikhwan dan Fauzi mengunjungi lokasi pembangunan untuk mengawasi para pekerja dari kontraktor lokal yang berjumlah 30 – 40 orang per harinya. Pembangunan bangunan utama RS Indonesia diperkirakan memakan waktu hingga 10 bulan ke depan.
“Para pekerja lokal yang terdiri umat Muslim dan Budha saat ini masih terus merakit besi-besi untuk pondasi, galian pondasi dan pengecoran lantai kerja (lean conrete) untuk lubang pondasi yang sudah selesai,” tambahnya.
Adapun dukungan dan bantuan dari para donatur untuk program ini dapat disalurkan melalui bank Mandiri, 124.000.8111.982, BSM, 700.1306.833, BCA, 686.028.0009, atas nama Medical Emergency Rescue Committee, kontak pusat : 0811990176. (R/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas