New York, 17 Sya’ban 1436/4 Juni 2015 (MINA) – Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinannya pada Rabu (3/6) tentang meningkatnya konflik sipil di Sudan Selatan dan mengecam keputusan pemerintah mengusir seorang pejabat senior PBB.
Sebuah pernyataan DK PBB menyebutkan, laporan Program Pangan Dunia (WFP) baru-baru ini mengatakan, negara muda itu menghadapi tingkat terburuk kerawanan pangan karena kombinasi konflik, harga pangan yang tinggi dan krisis ekonomi yang memburuk.
Hari Senin, Pemerintah Sudan Selatan mengusir Toby Lanzer, Koordinator Bantuan PBB, setelah adanya berita WFP “Sudan Selatan mengebaikan penderitaan rakyatnya.”
Sudan Selatan telah diguncang oleh kekerasan sejak Desember 2013 saat Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya Riek Machar berada di belakang upaya kudeta terhadap pemerintahannya.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Puluhan ribu orang tewas dalam perang saudara tersebut dan kesepakatan yang ditandatangani Januari lalu di Ethiopia, terus dilanggar.
Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran kian memburuk, di mana laporan pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, pembakaran dan penghancuran kota-kota dan desa-desa, meluas khususnya di negara bagian Unity dan Upper Nile, utara negara itu.
PBB mengatakan, pertempuran sengit di utara negara itu selama dua bulan terakhir telah menelantarkan lebih 100.000 orang dan memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan bagi 650.000 orang, serta organisasi bantuan telah dipaksa untuk menarik diri. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza