Bogor, MINA – Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University, Dr Suwardi mengatakan, sagu merupakan salah satu komoditas pangan penting bagi masyarakat Indonesia terutama masyarakat di kawasan timur Indonesia. Namun, sejak pemerintah menetapkan beras sebagai bahan pangan nasional, eksistensi sagu saat ini mulai bergeser dan tidak diminati.
Hal serupa juga disampaikan oleh dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Prof Dr Ir HMH Bintoro, MAgr pada Webinar yang diadakan oleh Faperta IPB University belum lama ini.
“Sebaran tanaman sagu di Indonesia berada di Kalimantan Barat, Riau, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua. Dari semua daerah tersebut produksi terbesar masih dipegang oleh Papua,” jelas Prof Bintoro.Lebih lanjut ia menjelaskan, komoditas sagu dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti beras analog, industri makanan, bahan baku industri seperti industri kertas, bahan bakar, kosmetik, farmasi dan pestisida.
Terkait sagu berpotensi sebagai bahan baku industri, Dwi Asmono, PhD (PT. Sampoerna Agro, Tbk) menjelaskan sagu dapat digunakan untuk bahan membuat pasta, mie, kue, bakso, tekstil, krim kosmetik, bioplastik, kertas, lem, dan biotanol.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Sedikitnya ada tiga potensi sagu sebagai bahan baku pangan dan non pangan, yaitu untuk kebutuhan domestik, ekspor maupun untuk pangan substitusi impor,” imbuh Asmono.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah