Bandar Lampung, MINA – Media berperan besar dalam mensyiarkan Islam washatiyah. Hal ini dikarenakan media merupakan sarana yang mudah diakses dan banyak dipakai.
Demikian dikatakan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Dr Alamsyah dalam acara Refleksi MUI Lampung Online yang pertama di di kompleks Islamic Center, Bandar Lampung, Kamis (3/8).
“Media online itu memang ajang yang paling rame, paling bebas dan paling gampang juga paling luas dipakai perang antara ideologi. Ideology kekerasan, kebebasan,” ujarnya dalam acara yang bertajuk “Syiar Dakwah Islam Wastiyah di Era Teknologi”.
Menurutnya, mengingat saat ini maraknya persoalan dunia yang mengatasnamakan agama yang diberitakan di media online, dan terkadang informasi yang terdapat di dalamnya meyimpang.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Saya kira beberapa tahun kedepan pasti itu lebih rame lagi dan itu membawa persoalan agama. Beritanya itu, terutama di dunia informasi apalagi sekarang ada ISIS segala macam, akibatnya muncul berbagai macam kelompok-kelompok radikal,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kelompok-kelompok radikal itu yang akan gencar menyebarluaskan berita-berita radikal pula sehingga membuat berita Islam yang moderat tenggelam.
“Yang moderat itu banyak, tapi yang muncul dan berkembang lebih banyak mungkin itu sharenya itu ya tujuh juta gitu targetnya. Nah itu memang radikal,” tegasnya.
Menurutnya, hal ini karena, mereka yang faham tentang kebenaran Islam lebih memilih diam dengan alasan menghindari permusuhan.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Alumni Pondok Pesantren itu sudah biasa diajarkan tawadhu. Makannya karena tawadhunya itu, tidak mau bermusuhan, akhirnya tidak mau bersuara, tidak mau berkonflik yang terjadi biarlah terjadi. Tapi ini sebenarnya merugikan kelompok-kelompok moderat,” katanya.
Oleh sebab itu, Alamsyah mengatakan, penting untuk mengembangkan Media Online yang bisa menyiarkan Islam yang washatiyah sebagai penyeimbang media-media radikal.
“Jadi, penyeimbang media online agar bisa mengembangkan Islam yang moderat, yang tengah-tengah, tidak kelompok barat tidak kelompok timur. Jadi yang non blok tapi aktif,” ujarnya. (L/ism/B01/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain