Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dr. Sarbini: Intervensi Asing Jadi Akar Ketidakstabilan Pakistan-Afghanistan

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - Senin, 24 November 2025 - 05:01 WIB

Senin, 24 November 2025 - 05:01 WIB

0 Views

dr Sarbini Abdul Murad. (Foto: MINA)

Jakarta, MINA – Aktivis kemanusiaan dr. Sarbini Abdul Murad menegaskan konflik berkepanjangan antara Pakistan dan Afghanistan tidak dapat dilepaskan dari intervensi kekuatan asing yang terus mempertahankan ketidakstabilan kawasan Asia Selatan dan Asia Tengah.

Dalam dialog “Buka Mata Buka Telinga” yang disiarkan Radio Silaturahim AM 720 dan Rasil TV pada Ahad malam (23/11), dr. Sarbini mengatakan kondisi Afghanistan hingga kini belum pulih karena campur tangan negara-negara besar yang memiliki kepentingan geopolitik di wilayah tersebut.

Menurutnya, Rusia, Amerika Serikat, China, dan India sama-sama menginginkan Afghanistan tetap berada dalam situasi tidak stabil.

Ia menekankan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), khususnya Arab Saudi dan Qatar, perlu memainkan peran yang lebih nyata dalam mendorong rekonsiliasi.

Baca Juga: BNPB Catat Rentetan Bencana Hidrometeorologi, Banjir Rendam Ribuan Rumah di Sumatra Barat

“Bagaimanapun juga Pakistan dan Afghanistan adalah negara mayoritas Muslim. Dunia Islam tidak boleh tinggal diam,” ujarnya.

Sarbini yang pernah bertugas di Afghanistan juga menyoroti warisan penjajahan Inggris yang terus menyisakan konflik, mulai dari Kashmir, Palestina, hingga Pakistan-Afghanistan.

Ia menilai akar masalah kedua negara semakin rumit karena isu perbatasan, infiltrasi kelompok bersenjata, dan dinamika politik internal masing-masing pihak.

Selain faktor geopolitik, Sarbini meyakini pendekatan berbasis etnis dan peran ulama dari kedua negara dapat menjadi pintu masuk menuju perdamaian permanen.

Baca Juga: Tumpukan Sampah Penuhi Kolong Tol Wiyoto Wiyono, DLH DKI Minta Warga Hentikan Pembuangan Liar

Menurutnya, Indonesia memiliki modal kuat untuk menjadi mediator karena memiliki banyak tokoh ulama yang dihormati di dunia Islam.

Di sisi lain, ia menilai belum ada kesungguhan dari kekuatan global maupun OKI dalam menyelesaikan konflik tersebut.

“Amerika, Rusia, dan China tidak punya kepentingan terhadap stabilitas Pakistan dan Afghanistan,” tegasnya.

Konflik panjang tidak membawa manfaat bagi kedua negara dan hanya dapat diakhiri jika Pakistan dan Afghanistan saling menghormati kedaulatan masing-masing serta menyelesaikan persoalan ekonomi yang selama ini menjadi sumber ketegangan. []

Baca Juga: Hari Guru Nasional 2025: Kemdikdasmen Ajak Bangsa Hormati Dedikasi Pendidik

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
MINA Health
MINA Edu