Beirut, MINA – Dua petugas teknisi medis gawat darurat (paramedis) tewas dan empat lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan, Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan, Sabtu (16/11).
Kementerian mengindikasikan bahwa militer Israel menargetkan paramedis yang sedang bertugas dan berusaha memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang terluka dan membawa mereka ke rumah sakit.
Dalam sebuah pernyataan resmi dilaporkan MEMO, kementerian mengatakan dua paramedis hilang, dan upaya penyelamatan sedang dilakukan untuk menemukan mereka.
Kementerian mengatakan seorang petugas medis dari Asosiasi Pramuka Islam di Burj Rahal tewas Sabtu dini hari saat mencoba menyelamatkan orang yang terluka.
Baca Juga: Presiden Prabowo Sampaikan Komitmen Indonesia pada Sesi Dialog APEC di Peru
Seorang petugas medis tewas dan empat lainnya cedera ketika serangan udara Israel menghantam tim tanggap darurat Asosiasi Kesehatan Islam di Kfar Tibnit, katanya, seraya menambahkan bahwa dua petugas medis masih hilang.
Kementerian tersebut mengutuk serangan biadab Israel terhadap petugas kesehatan, menggambarkannya sebagai “tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang sepenuhnya bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.”
Serangan berulang Israel terhadap petugas perawatan kesehatan adalah “pelanggaran berbahaya dan jahat,” peringatannya, mendesak masyarakat internasional untuk campur tangan dan mengakhiri “budaya kekerasan dan genosida” Israel.
Israel melancarkan kampanye udara di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target kelompok Hizbullah pada akhir September, dalam eskalasi dari perang lintas perbatasan selama setahun.
Baca Juga: Unit Keamanan Belanda Terganggu dengan Intervensi Israel pada Politik Nasional
Lebih dari 3.400 orang tewas, hampir 14.600 orang terluka dan lebih dari 1 juta orang mengungsi akibat serangan Israel sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional, Tel Aviv memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DK PBB akan Gelar Sidang Akhiri Perang di Timur Tengah