Beirut, MINA – Dua pengungsi Palestina di Lebanon meninggal akibat ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8) lalu.
Direktur Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di Lebanon Samer Shehadeh mengatakan, pengungsi Palestina Firas Muteb Al-Dahwish meninggal pada Ahad (9/8) karena luka-lukanya akibat ledakan besar itu.
Menurut Quds Press dari sumber lokal, Al-Dahwish tinggal di kota Beirut. Ia terluka akibat ledakan dan sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit, tetapi nyawanya sudah tidak tertolong.
Al-Dahwish berasal dari “Naameh”, desa Palestina, timur laut Safad yang diduduki. Sebelum pindah ke ibu kota Beirut, dia tinggal di kamp “Burj Al Shamali” di Tirus (Lebanon selatan).
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Sebelumnya, pengungsi Palestina Muhammad Daghim juga meninggal, sementara 13 lainya terluka dan dua orang belum ditemukan.
Shehadeh menjelaskan, mereka yang terluka telah dibawa ke Rumah Sakit Beirut, sebagian besar sudah membaik.
Pencarian korban masih terus dilakukan hingga hari kelima pasca-ledakan. Paling tidak 158 dinyatakan meninggal, lebih dari enam ribu terluka dan ratusan belum ditemukan.
Sementara itu, pencarian korban hilang harus terhambat oleh bentrokan antara pengunjuk rasa dan petugas keamanan di Beirut.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina terpaksa harus menghentikan operasi pencarian korban hingga situasi kondusif. (T/RE1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan