Tokyo, 11 Jumadil Akhir 1438/10 Maret 2017 (MINA) – Duta Besar Perancis untuk Amerika Serikat (AS) Gerard Araud mengatakan, jika pemimpin sayap kanan Marine Le Pen terpilih sebagai presiden, akan menjadi “bencana total”.
“Dalam hal diplomatik, saya mengatakan itu akan menjadi bencana total,” kata Araud kepada The Washington Post dalam sebuah wawancara yang disiarkan Kamis (9/3).
Ia bergabung dengan rekannya di Jepang dalam menentang pemimpin baru yang potensial bagi negara mereka.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Le Pen, tokoh nasionalis yang vokal anti-imigrasi di Perancis berharap bisa meniru kemenangan Donald Trump yang mengejutkan di AS dalam pemilihan presiden dua tahap di Perancis pada tanggal 23 April dan 7 Mei nanti.
Jika terpilih, Le Pen berjanji untuk mencoba menarik Perancis keluar dari Uni Eropa mengikuti jejak Inggris.
“(Itu) berarti runtuhnya Uni Eropa, karena Uni Eropa tanpa Perancis tidak masuk akal,” kataAraud memperingatkan, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip MINA. “Dan itu berarti runtuhnya euro dan terjadi krisis keuangan, yang akan memiliki konsekuensi di seluruh dunia.”
Araud pada hari Rabu memuji kolom yang diterbitkan di harian Le Monde yang ditulis oleh Duta Besar Perancis di Tokyo Thierry Dana, yang mengatakan bahwa ia akan menolak untuk menjabat jika Le Pen menjadi presiden.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Jika tragedi Perancis muncul dan mengarah ke pemilu, saya akan menarik diri dari semua fungsi diplomatik saya,” tulis Dana.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jean-Marc Ayrault telah mengirimkan pesan untuk semua diplomat Perancis tentang perlunya “kehati-hatian dan prinsip netralitas.”
Le Pen yang berusia 48 tahun sering mencemooh upaya-upaya yang ia tuding mencoba untuk menyabotase kampanyenya.
Baru-baru ini ia menuduh PNS bersekongkol untuk memburuk-burukkannya dalam masalah hukum.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dia juga menghadapi penuntutan karena menyebarkan gambar kekejaman kelompok Islamic State (ISIS) di Twitter serta kasus terpisah tentang penyalahgunaan dana publik di Parlemen Eropa dan pembiayaan kampanyenya. (T/RI-1/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu