Tel Aviv, MINA -Mantan Perdana Menteri Ehud Barak pada Selasa (23/7) meminta maaf atas pembunuhan warga Arab Israel dalam protes berdarah tahun 2000, setelah seorang anggota Kneset Arab mengecamnya dalam editorial sebuah surat kabar.
Barak yang berharap mengalahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pemilu mendatang, memegang jabatan itu pada tahun 2000, ketika pasukan keamanan menewaskan 13 orang demonstran memperingati “Hari Tanah”, demikian Nahar Net melaporkan.
Hari Tanah memperingati pembunuhan enam orang Arab Israel pada tahun 1976 yang melakukan protes atas penyitaan tanah mereka oleh Israel.
Anggota Knesset Arab Israel Esawi Frej menulis di surat kabar Haaretz yang berhaluan kiri pada hari Selasa bahwa Barak harus meminta maaf dan bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza
Awal bulan ini Frej, dari partai oposisi Meretz, mengesampingkan aliansi dengan Partai Demokrat Israel, partainya Barak, dalam pemilihan umum September karena pembunuhan tahun 2000.
“Esawi Frej menulis kata-kata penting yang datang dari tempat yang menyakitkan,” kata Barak kepada radio publik Israel, Selasa.
“Itu adalah hal-hal penting dan menyakitkan. Saya bertanggung jawab atas segala hal baik dan buruk yang terjadi selama masa jabatan saya sebagai perdana menteri, termasuk peristiwa pada Oktober 2000 di mana 12 orang Arab Israel dan seorang Palestina dari Gaza terbunuh.”
“Saya sekali lagi mengungkapkan penyesalan dan permintaan maaf saya di depan keluarga,” katanya.
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina
Minoritas Arab Israel – yang jumlahnya lebih dari 1,3 juta jiwa di Israel- adalah keturunan Palestina yang tetap tinggal di tanah mereka ketika negara Israel didirikan pada tahun 1948.
Mereka adalah sekitar 17,5 persen dari populasi Israel. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)