Istanbul, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melalui panggilan telepon, membahas perselisihan antara Azerbaijan-Armenia.
Menurut Direktorat Komunikasi Turki, Erdogan menyatakan, Armenia harus menarik diri dari wilayah yang didudukinya di dalam dan sekitar Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan itu. Demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA, Selasa (29/9).
Bentrokan terburuk sejak 2016 itu, kembali terjadi pada Ahad pagi, antara musuh bebuyutan Azerbaijan dan Armenia yang telah terikat dalam sengketa wilayah atas Nagorny Karabakh selama beberapa dekade.
Dalam panggillan telepon itu juga, Erdogan menyinggung hubungan bilateral kedua negara dan perkembangan regional.
Baca Juga: Oslo Tuan Rumah Pertemuan Ketiga Koalisi Global untuk Krisis Palestina
“Turki dan Inggris memiliki kepentingan bersama, yang menunjukkan sikap seimbang dan tidak memihak di Mediterania Timur, mendukung dialog dan kerja sama,” jelasnya.
Kedua pemimpin negara pun menegaskan, tekad mereka untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, untuk mencapai target volume perdagangan $ 20 miliar, juga sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan.
Ketegangan di Mediterania Timur, telah meningkat selama berminggu-minggu, karena Yunani telah mempersoalkan eksplorasi energi Turki di wilayah tersebut.
Turki negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania, mengirimkan kapal bor untuk mengeksplorasi energi di landas kontinennya, menegaskan hak yang dimiliki Turki dan Republik Turki Siprus Utara di wilayah tersebut.
Baca Juga: Joe Biden: Tiongkok dan Rusia Ingin AS Terjebak di Afghanistan
Untuk mengurangi ketegangan, Ankara telah menyerukan dialog buat memastikan pembagian yang adil dari sumber daya kawasan. (T/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jenderal Israel Terancam Ditangkap karena Perlakukan Warga Palestina Seperti Binatang
Baca Juga: Presiden Kuba Ikuti Langkah Afsel Bawa Israel ke Mahkamah Internasional