PM Inggris: Izin Ekspor Senjata ke Israel Tidak Berubah

Perdana Menteri Inggirs Rishi Sunak. (Foto: Anadolu)

London, MINA – Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, izin ekspor senjata ke Israel tetap tidak berubah sejalan dengan penilaian terbaru.

Pernyataan Sunak muncul saat ia menanggapi pertanyaan dari pemimpin Partai Nasional Skotlandia di Westminster, Stephen Flynn, yang menanyakan apakah Inggris akan mengikuti langkah Washington dan menghentikan pengiriman senjata ke Israel, setelah keputusan pemerintah AS untuk menghentikan beberapa pengiriman menyusul operasi darat Israel di Rafah.

“Orang tersebut mungkin tidak menyadari bahwa pemerintah Inggris tidak secara langsung menyediakan senjata atau mengirimkan bom ke Israel,” kata Sunak pada Rabu (8/5), Anadolu melaporkan.

“Mengenai situasi di Rafah, saya sudah sangat jelas menyatakan bahwa kami sangat prihatin dengan serangan militer penuh di Rafah, mengingat dampak kemanusiaan yang sangat buruk,” katanya.

Baca Juga:  Tim SAR Temukan Puing Pesawat Helikopter Presiden Iran

“Saya telah menyampaikan posisi tersebut dan menunjuk secara khusus kepada Perdana Menteri Netanyahu setiap kali kami berbicara, dan akan terus mendesak semua pihak untuk fokus pada perundingan yang bertujuan menghentikan konflik untuk membebaskan sandera dan mendapatkan lebih banyak bantuan,” tambahnya.

Flynn, bagaimanapun, lebih lanjut menekan Sunak dengan mengatakan bahwa “kepercayaan yang ditunjukkan Israel dan ambisi militernya di Rafah berasal dari sikap diam yang ditunjukkan oleh sekutu-sekutunya di bangku depan di sini, dan di tempat lain di seluruh dunia.”

“Kita semua tahu bahwa persenjataan dan teknologi Inggris didukung serta aktivitas di Gaza dan akan digunakan dalam setiap serangan di Rafah. Mengetahui hal tersebut dan kehancuran yang akan terjadi, tentunya sudah tiba waktunya untuk mengakhiri keterlibatan kita dan menghentikan penjualan ke Israel,” kata Flynn.

Baca Juga:  Presiden Iran Alami Kecelakaan Helikopter di Azerbaijan Timur

Sebelumnya, AS menghentikan pengiriman senjata dalam jumlah besar ke Israel karena kekhawatiran akan potensi penggunaannya di Rafah, kata seorang pejabat kepada media AS pada hari Selasa (7/5).

Pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, pengiriman tersebut termasuk 1.800 bom seberat 2.000 pon (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon (227 kg), menekankan kekhawatiran tentang penggunaan bom yang lebih besar di wilayah padat penduduk di Gaza, NBC News melaporkan.

Pernyataan itu muncul setelah militer Israel mengatakan bahwa tank-tanknya telah memasuki Rafah di Jalur Gaza selatan dan menguasai perbatasan penting kota itu dengan Mesir. []

Mi’raj News Agency (MINA)