Washington, 28 Dzulqa’dah 1435 H/ 23 September 2014 M (MINA) – Presiden Turki, Recep Erdogan mengatakan, kritik pedasnya terhadap pembantaian Israel terhadap rakyat Palestina bukan berarti ia anti-Semitisme.
Ia memaparkan di Markas Besar PBB di New York, Senin Yahudi diterima dengan penuh toleransi di Turki sejak zaman Ottoman berabad-abad yang lalu dan Turki adalah tempat pelarian yang aman bagi orang Yahudi dari kejaran Hitler di masa Perang Dunia II.
“Kini ada yang mencap saya pribadi sebagai orang yang anti-Semit karena saya mengkritik pembantaian brutal yang dilakukan Israel di Gaza, karena Israel menentang hukum internasional, menginjak-injak hak asasi manusia, sebuah negara yang membantai 10 orang untuk menghentikan kapal membawa bantuan kemanusiaan internasional untuk Gaza. Bagi saya kritik seperti itu tidak berarti saya anti-Semitisme.” Kata Erdogan seperti diberitakan Alray dan dikutip Mi’raj islamic News Agency (MINA), Selasa .
Saat Erdogan berbicara dan menjawab pertanyaan di hadapan Dewan Hubungan Luar Negeri, ia mengatakan, beberapa media mengkritik Turki hanya karena mencela pembunuhan yang dilalkukan Israel terhadap warga sipil anak tak berdosa di Timur Tengah. Alray melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Mengacu pada 50 hari agresi Israel terhadap jalur Gaza musim panas lalu, di mana lebih dari 2.200 warga Palestina meninggal, Erdogan mengatakan pula, “Tidak anti-Semitisme bila kita mengkritik pembantaian anak-anak dan bayi di rumah mereka.”
Menurutnya, masalah Palestina adalah masalah semua muslim bukan hanya Palestina, “Ini adalah krisis inti di Timur Tengah, pemecahan masalah di Palestina akan menyelesaikan semua masalah di wilayah tersebut.”
“Kritikan kami hanya diarahkan kepada kebijakan Pemerintah Israel,” katanya saat menggambarkan adanya perbedaan antara orang-orang Israel dan Pemerintah Israel.
Erdogan tokoh populer Turki yang baru saja memenangkan pemilihan presiden, setelah lama jadi Perdana Menteri, juga memaparkan, penduduk Yahudi yang cukup besar di Turki adalah warisan toleransi beragama yang diberlakukan pada masa Kekaisaran Ottoman.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
“Ketika orang-orang Yahudi diusir dari Spanyol, mereka mencari perlindungan di wilayah Kekaisaran Ottoman, yakni Turki. Demikian pula di masa Perang Dunia II, orang Yahudi yang melarikan diri dari penganiayaan Hitler, berlindung di Turki,” katanya.(T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon