Ramallah, MINA – Komite Sentral Fatah, Hussein Al-Sheikh mengumumkan Mahmoud Abbas adalah satu-satunya kandidat untuk pemilihan presiden mendatang.
Sheikh mengatakan bahwa komite pemilihan masih mengadakan diskusi, dan setelah proses itu selesai, Presiden akan menetapkan tanggal untuk pemilihan parlemen dan presiden. Asharq Al-Awsat melaporkan, Kamis (17/10).
Beberapa pejabat Fatah ada yang juga menampilkan diri mereka sebagai calon penerus Abbas (83), tetapi masalah ini belum dibahas dalam gerakan tersebut.
Sebelumnya, Abbas menunjuk Mahmoud Al-Aloul sebagai wakilnya untuk memimpin gerakan Fatah. Namun tidak jelas apakah ia sedang mempersiapkan untuk menggantikannya, karena sumber mengatakan bahwa masalah suksesi Abbas belum final.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Presiden Abbas mengumumkan rencananya untuk mengadakan pemilihan umum dan kemudian meluncurkan serangkaian pertemuan internal untuk menyusun peta jalan, karena ada kemungkinan akan menghadapi penentangan di Yerusalem dan Gaza.
Fatah ingin pemilihan untuk mengakhiri perpecahan sebagai konsensus dan salah satu hasil rekonsiliasi.
Pihak Israel diperkirakan tidak akan mengizinkan otoritas Palestina beroperasi di Yerusalem, yang menurut Tel Aviv adalah ibu kota abadinya.
Presiden Palestina meminta ketua Komisi Pemilihan Umum, Hanna Nasser, untuk memulai persiapan pemilihan parlemen, yang akan diikuti oleh presiden.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Abbas meminta Nasser untuk segera menghubungi semua faksi dan partai untuk mempersiapkan pemilihan legislatif.
Presiden ingin diyakinkan tentang posisi Hamas dan Israel sebelum dia mengumumkan dekritnya, dan dia juga mempertimbangkan opsi alternatif jika pemilihan di Yerusalem atau Gaza ditolak.
Komisi telah memulai konsultasi dengan faksi di Tepi Barat, dan akan dilanjutkan ke Jalur Gaza pekan ini.
Pemimpin Fatah yang dipecat, Mohammed Dahlan, menolak untuk mencalonkan kembali Abbas sebagai presiden, dengan mengatakan alasan usia saat ini dan mengingat kondisi kesehatannya.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
“Abbas tidak memenuhi syarat untuk melakukan tugas-tugas kepresidenan di tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
Menurutnya, beberapa anggota Fatah yang memenuhi syarat dan melalui cara-cara demokratis, gerakan ini dapat memilih kepemimpinan baru.
Dia percaya bahwa mempromosikan pencalonan kembali Abbas untuk pemilihan presiden baru, yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan status quo dan tunduk pada pendudukan Israel.
Dahlan menyatakan bahwa Palestina memerlukan peninjauan yang komprehensif dan perubahan besar untuk membangun kembali lembaga-lembaga nasional.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Tayseer Khalid, anggota faksi Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, dan anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) percaya bahwa membentuk komite tindak lanjut untuk pemilihan adalah “buang-buang waktu.”
Dia memberikan contoh beberapa komite yang sebelumnya dibentuk, seperti Komite 20 yang muncul dari Dewan Pusat pada tahun 2018, atau komite tindak lanjut untuk menangguhkan perjanjian yang ditandatangani dengan pendudukan Israel, yang tidak menghasilkan hal penting. (T/RS2/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza