Ramallah, MINA – Faksi saingan Palestina Fatah dan Hamas akan mengadakan putaran baru pembicaraan pada Selasa (16/3) di ibu kota Mesir untuk mendorong rencana pemilihan umum yang akan datang.
Pertemuan yang diumumkan pada Senin oleh Hamas dan Fatah itu diadakan lebih dari sebulan setelah dua faksi sepakat dalam pembicaraan Kairo tentang “mekanisme” untuk pemilu, NNahar Net melaporkannya.
Pemilihan parlemen dan presiden ditetapkan masing-masing pada 22 Mei dan 31 Juli. Itu akan menjadi pemilu Palestina pertama dalam 15 tahun.
Hamas yang masuk daftar hitam sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, menang telak di pemilu terakhir tahun 2006, kemenangan yang tidak diakui oleh Fatah pimpinan Presiden Mahmud Abbas.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Itu menyebabkan bentrokan berdarah pada tahun berikutnya dan perpecahan dalam pemerintahan Palestina.
Fatah sejak itu menjalankan Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Hamas telah memegang kekuasaan di Jalur Gaza sejak 2007, tahun ketika Israel memberlakukan blokade yang menghancurkan di daerah kantong pesisir itu.
Untuk menghindari terulangnya ketegangan dan kekerasan yang meletus pada 2009, kedua kelompok itu bertemu di Kairo pada Februari dan menyetujui serangkaian langkah, termasuk mendirikan “pengadilan elektoral” untuk mengawasi pemungutan suara.
Mereka juga menyatakan komitmennya untuk menghormati hasil pemungutan suara yang akan datang.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Pada hari Selasa di Kairo kedua belah pihak akan membahas “masalah utama terkait dengan pemilihan,” kata pejabat Hamas Khalil al-Khalil.
“Setelah pemilihan legislatif, kami ingin membentuk pemerintahan persatuan nasional … dan kami lebih suka mencapai konsensus hanya pada satu calon nasional untuk pemilihan presiden,” katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Abbas menekankan bahwa Presiden Otoritas Palestina bertekad untuk melihat melalui pemilu meskipun ada ketegangan di dalam Fatah sendiri.
Pekan lalu, Fatah mengusir anggota terkemuka Nasser Al-Kidwa dari gerakan tersebut setelah dia mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden Palestina dalam apa yang dipandang sebagai penghinaan terhadap Abbas.
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Kidwa adalah keponakan dari mendiang pemimpin ikonik Palestina Yasser Arafat. (T/RI-1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi