Suva, MINA – Wabah COVID-19 yang memaksa ibu kota Fiji dikunci setelah negara kepulauan itu menghindari penularan selama setahun, dikonfirmasi adalah varian India. Pejabat kesehatan mengatakan, mereka takut akan “tsunami” kasus.
Negara Pasifik itu sebagian besar telah menghindari transmisi komunitas sebelum sebuah cluster muncul bulan ini yang berpusat di fasilitas karantina di Nadi, kota tempat Bandara Internasional Fiji berada.
“Kita tidak bisa membiarkan mimpi buruk itu terjadi di Fiji,” kata sekretaris tetap untuk layanan kesehatan dan medis, James Fong dalam pidato yang disiarkan televisi, Al Jazeera melaporkan.
“Kami masih punya waktu untuk menghentikannya, tetapi satu langkah salah akan menyebabkan tsunami COVID yang sama dengan yang dialami teman-teman kami di India, Brasil, Afrika Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat,” katanya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Kasus virus Corona baru di India telah bertahan di atas 300.000 selama enam hari berturut-turut pada hingga hari Selasa (27/4), di saat angkatan bersenjatanya menjanjikan bantuan medis yang mendesak untuk membantu memerangi lonjakan infeksi yang membanjiri rumah sakit dan krematorium.
Banyak negara, termasuk Inggris, Jerman dan Amerika Serikat telah berjanji untuk mengirimkan bantuan medis darurat, dengan pengiriman pertama dari Inggris tiba pada Selasa pagi.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia menggambarkan situasi di negara terpadat kedua di dunia itu “sangat memilukan”. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mi’raj News Agency (MINA)