Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Forum Bisnis Infrastruktur di Bali Bakal Diikuti 53 Negara Afrika

Rana Setiawan - Sabtu, 10 Agustus 2019 - 04:34 WIB

Sabtu, 10 Agustus 2019 - 04:34 WIB

8 Views

Jakarta, MINA – Sebanyak 700 peserta, baik pebisnis maupun pejabat pemerintah dari 53 negara di benua Afrika dan Indonesia akan mengikuti forum bisnis infrastruktur, Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) pada 20-21 Agustus 2019 di Bali.

Pertemuan akbar bertema “Hubungan untuk Kesejahteraan” itu akan memfokuskan diri pada kerja sama konkrit di sektor infrastruktur.

“Kegiatan ini mempertemukan para pebisnis Afrika dan Indonesia yang didukung pemerintah kedua negara. Kami mengundang 53 negara Afrika. Sudah lebih 90 persen konfirmasi siap hadir,” kata Desra Percaya, Direktur Jenderal Multilateral kepada di Kementerian Luar Negeri kepada sejumlah wartawan, Jumat malam (9/8).

Pertemuan IAID ini sebagai tindak lanjut dari Indonesia-Africa Forum yang diadakan di Bali pada 10-11 April 2019 yang dihadiri 233 peserta dari 47 negara Afrika.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Desra mengatakan, Indonesia menargetkan kesepakatan bisnis senilai sekitar US$ 500 juta.

“Ini target yang tidak jauh berbeda dengan target IAF di Bali,” ujarnya.

Pada IAF 2018 lalu, Indonesia dan Afrika menghasilkan kesepakatan bisnis senilai US$ 586,56 juta.

IAID yang merupakan pertemuan para pebisnis dan sejumlah pejabat pemerintah terkait akan diisi dengan penandatanganan kesepakatan bisnis, diskusi panel, pameran, dan penandatanganan dan diskusi awal Preferential Trade Agreement tentang pemberian insentif atau kemudahan bagi para pebisnis.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Dari Indonesia, sudah ada 32 perusahaan, baik BUMN maupun swasta yang memastikan hadir di IAID di antaranya PT Waskita Karya, PT.INKA, PT PAL, Indonesia Eximbank, Pertamina, PT.Timah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Perum Peruri, PT Kimia Farma, PT Bio Farma, KADIN, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, dan 15 UMKM Provinsi Bali.

Desra menjelaskan, 5 dari 10 kesepakatan bisnis IAF merupakan kesepakatan di bidang infrastruktur, dan 5 dari 10 peluang kesepakatan IAF juga dari sektor infrakstruktur.

Menurutnya, bidang infrastruktur dipandang memiliki multiflier effect yang tinggi dan memiliki peluang kerja sama konkrit di masa depan.

Indonesia memiliki kemampuan dalam menyediakan jasa infrastruktur mengingat terdapat perusahaan BUMN yang kapabel.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Bidang infrastruktur juga menjadi prioritas pembangunan negara-negara kawasan Afrika untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah dan panjang. (L/R01/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda

Afrika
Palestina
MINA Millenia
MINA Health