Forum Bisnis Infrastruktur di Bali Bakal Diikuti 53 Negara Afrika

Jakarta, MINA – Sebanyak 700 peserta, baik pebisnis maupun pejabat pemerintah dari 53 negara di benua dan Indonesia akan mengikuti infrastruktur, Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) pada 20-21 Agustus 2019 di Bali.

Pertemuan akbar bertema “Hubungan untuk Kesejahteraan” itu akan memfokuskan diri pada kerja sama konkrit di sektor infrastruktur.

“Kegiatan ini mempertemukan para pebisnis Afrika dan Indonesia yang didukung pemerintah kedua negara. Kami mengundang 53 negara Afrika. Sudah lebih 90 persen konfirmasi siap hadir,” kata Desra Percaya, Direktur Jenderal Multilateral kepada di Kementerian Luar Negeri kepada sejumlah wartawan, Jumat malam (9/8).

Pertemuan IAID ini sebagai tindak lanjut dari Indonesia-Africa Forum yang diadakan di Bali pada 10-11 April 2019 yang dihadiri 233 peserta dari 47 negara Afrika.

Desra mengatakan, Indonesia menargetkan kesepakatan bisnis senilai sekitar US$ 500 juta.

“Ini target yang tidak jauh berbeda dengan target IAF di Bali,” ujarnya.

Pada IAF 2018 lalu, Indonesia dan Afrika menghasilkan kesepakatan bisnis senilai US$ 586,56 juta.

IAID yang merupakan pertemuan para pebisnis dan sejumlah pejabat pemerintah terkait akan diisi dengan penandatanganan kesepakatan bisnis, diskusi panel, pameran, dan penandatanganan dan diskusi awal Preferential Trade Agreement tentang pemberian insentif atau kemudahan bagi para pebisnis.

Dari Indonesia, sudah ada 32 perusahaan, baik BUMN maupun swasta yang memastikan hadir di IAID di antaranya PT Waskita Karya, PT.INKA, PT PAL, Indonesia Eximbank, Pertamina, PT.Timah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Perum Peruri, PT Kimia Farma, PT Bio Farma, KADIN, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, dan 15 UMKM Provinsi Bali.

Desra menjelaskan, 5 dari 10 kesepakatan bisnis IAF merupakan kesepakatan di bidang infrastruktur, dan 5 dari 10 peluang kesepakatan IAF juga dari sektor infrakstruktur.

Menurutnya, bidang infrastruktur dipandang memiliki multiflier effect yang tinggi dan memiliki peluang kerja sama konkrit di masa depan.

Indonesia memiliki kemampuan dalam menyediakan jasa infrastruktur mengingat terdapat perusahaan BUMN yang kapabel.

Bidang infrastruktur juga menjadi prioritas pembangunan negara-negara kawasan Afrika untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah dan panjang. (L/R01/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.