Bandar Lampung, MINA – Forum Guru Motivator Penggerak Literasi (FGMPL) Provinsi Lampung mengadakan penandatanganan MoU dengan Institut Teknologi Sumatera (ITERA).
Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Rektor Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, dan Ketua Umum FGMPL, Drs. Sumedi, M.M. di Ruang Rapat Besar Gedung A Itera, Selasa (22/4).
Rektor Itera, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha mengapresiasi FGMPL merupakan mitra ITERA dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Menjalin kolaborasi, saling memotivasi dan perlu juga saling belajar.
“Ini merupakan niat yang mulia untuk mempersiapkan generasi unggulan di usia emas dengan bonus demografi dan perlu persiapan dengan baik. Semoga Allah swt memudahkan pertemuam kita”, kata I Nyoman.
Baca Juga: Panduan Orang Tua Bijak dalam Menanamkan Adab dan Akhlak Mulia pada Anak
Dia melanjutkan, ITERA siap kerja sama dari semua unit dan fakultas serta semua pintu dan jendela dibuka selebar-lebarnya karena ini akan membawa kebaikan.
“ITERA rumahnya literasai sain, teknologi, dan teknik bisa digali lebih dalam. Sangat penting perlindungan hukum untuk kekayaan intelektual dalam menghasilkan teknologi juga penggunaanya perlu literasi”, lanjutnya.
Dia menegaskan, komersial, perdangangan, dan kekayaan intelektual perlu dilindungi karena itu semua merupakan aset jika tidak dilindungi berbahaya.
Kepala Unit Pelayanan Akademik (UPA) Bahasa ITERA sekaligus Dewan Pembina FGMPL, Dr. Sunarsih, S.S., M.A menambahkan, dengan kerja sama ini SDM ITERA membuka peluang pengembangan berbagai jenis literasi yaitu literasi digital, keuangan, dan kebangsaan.
Baca Juga: Tantangan Mendidik Anak dalam Keluarga yang Sibuk
“Literasi keuangan, bagaimana memberantas judi online (Judol) dan sejenisnya. Literasi kebangsaan, bagaimana generasi Z bisa bela negara sesauai zaman mereka dengan cara kritis pada pemerintah, branding produk lokal setara internasioanal serta isu di Medsos seperti radikalisme’, papar Sunarsih.
Ia juga menyebutkan pentingnya kolaborasi dalam bentuk workshop dan sharing yang relevan dengan isu kontemporer, seperti pemanfaatan teknologi untuk mencegah kejahatan digital dan penyimpangan sosial.
“ITERA dapat mengadakan workshop literasi budaya, termasuk bagaimana teknologi dapat digunakan untuk melestarikan warisan budaya takbenda, misalnya melalui jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di SMK. Pengembangan potensi desa seperti Sanggar Kain dengan adanya workshop sesuai keahlian desa,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini juga, Ketua Umum FGMPL, Drs. Sumedi, M.M., menyambut baik kerja sama ini dan berharap pihaknya dapat turut merasakan serta menyebarluaskan karya dan inovasi unggulan ITERA yang telah dikembangkan.
Baca Juga: Saat Orang Tua Kehilangan Kendali atas Pendidikan Anak di Era Digital
“Kami perlu bimbingan dari ITERA. Diharapkan kunjungan perguruan tinggi tidak di sekolah dan materi yang sama agar kegiatan FGMPL dan mitra bisa dirasakan masyarakat”, ujarnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mewaspadai Dunia Digital, Medan Bebas Tanpa Kontrol