Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gadis Kecil Suriah Ingin Donorkan Matanya Untuk Ayah

Rudi Hendrik - Ahad, 24 Januari 2016 - 06:08 WIB

Ahad, 24 Januari 2016 - 06:08 WIB

559 Views

Nasir Gozyasi (5) memeluk ayahnya, Mamun Khalid Nasir (27) yang kini cacat kaki, penglihatan dan pendengarannya. (Foto: AA)
Nasir <a href=

Gozyasi (5) memeluk ayahnya, Mamun Khalid Nasir (27) yang kini cacat kaki, penglihatan dan pendengarannya. (Foto: AA)" width="600" height="338" /> Nasir Gozyasi (5) memeluk ayahnya, Mamun Khalid Nasir (27) yang kini cacat kaki, penglihatan dan pendengarannya. (Foto: AA)

Hatay, Turki, 14 Rabi’ul Akhir 1437/24 Januari 2016 (MINA) – Seorang gadis lima tahun Suriah ingin mendonorkan kedua matanya untuk ayahnya yang tidak berdaya.

Satu dari sekian ratus ribu kisah derita warga Suriah adalah nasib Mamun Khalid Nasir (27) dan gadis kecilnya bernama Nasir Gozyasi.

Kisah singkat ayah anak itu dipublikasikan oleh Anadolu Agency pada Sabtu (23/1) yang menceritakan kecintaan dan kesiapan berkorban seorang gadis kecil untuk ayahnya.

Nasir mengungkapkan rasa syukurnya karena masih bisa hidup hingga saat ini, tapi dia sekarang harus terbaring di tempat tidur.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Setahun yang lalu, ia terluka oleh bom barel yang dijatuhkan oleh serangan udara rezim Presiden Bashar Al-Assad di kota barat laut Idlib, Suriah.

Ayah dari lima anak ini harus kehilangan kaki dan kemampuannya untuk mendengar dan melihat.

Gozyasi, puterinya berteriak memohon kepada dokter Turki untuk membantu menolong ayahnya.

“Ayah saya tidak bisa melihat saya dan ini membuat saya merasa menyesal,” katanya. “Ambil mata saya dan berikan kepada ayah saya. Saya ingin dia melihat dan mencintai saya. Allah tidak akan memisahkan kami. Saya sangat mencintainya.”

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Nasir, istrinya, anak-anaknya, dan ibunya berlindung di Turki selatan pada bulan Desember 2015.

“Anak saya bisa berjalan, berbicara dan mendengar setahun yang lalu,” kata Wafa Awwad (49), ibu Nasir.

“Namun, ia ditakdirkan untuk hidup di tempat tidur. Kami berusaha untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan lima anak. Terkadang para tetangga membantu kami. Kami datang ke distrik Reyhanli provinsi Hatay (Turki) untuk menyelamatkan hidup kami,” ujarnya kepada Anadolu Agency.

Penderitaan ekstrim anak tak berdosa ini hanya salah satu contoh dari sifat tragis perang saydara yang sedang berlangsung di Suriah. (T/P001/P2)

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Eropa
Timur Tengah