Jakarta, MINA – Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Iriana mengenakan baju adat Betawi bernuansa warna jingga menyambut para pemimpin negara ASEAN, negara mitra, dan lembaga internasional beserta pendamping yang datang secara bertahap di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu (6/9).
Pantauan wartawan MINA di Media Center ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), para pemimpin hadir dengan mengenakan pakaian batik, pakaian khas Indonesia.
Usai berfoto bersama dengan masing-masing pemimpin dan pendamping, Presiden pun mempersilakan para undangan untuk memasuki area ruang makan.
Mengawali gala dinner, Presiden Jokowi mengajak seluruh tamu undangan untuk istirahat sejenak dari rangkaian pertemuan KTT ke-43 dan menikmati malam di Jakarta.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
“Selamat datang di Gala Dinner KTT ASEAN ke-43. Saya tahu ini hari yang panjang. Kita telah mengadakan enam KTT hari ini. Tapi sekarang, mari kita nikmati malam ini dan rayakan kebersamaan kita,” ujar Presiden.
Jokowi menambahkan, untuk mengiringi jamuan santap malam Indonesia telah mempersiapkan pertunjukan yang dipersembahkan oleh para generasi muda bangsa Indonesia.
“Malam ini Indonesia akan menampilkan karya-karya terbaik generasi muda Indonesia. Jadi silakan, duduk, santai dan nikmati,” ucapnya.
Sambil menikmati sajian makan malam, para tamu undangan disuguhi beragam penampilan kesenian, di antaranya alunan sasando, alat musik tradisional dari Nusa Tenggara Timur, yang dimainkan oleh seorang musisi, pertunjukan tarian dari negara anggota ASEAN, hingga sejumlah persembahan nyanyian dari sederet musisi Indonesia.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Hadir juga dalam jamuan makan malam, antara lain, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri,, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, serta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani. (L/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama