London, MINA – Osama Qashu’a, seorang pembuat film dan aktivis hak asasi manusia, meluncurkan “Gaza Cola” di London sebagai alternatif dari produk yang mendukung pendudukan Israel, dengan tujuan menggunakan keuntungannya untuk membangun kembali Rumah Sakit Al-Karama, yang hancur total di Gaza Utara.
Qashu’a mengatakan kepada surat kabar Inggris The Guardian pada Rabu (8/1), rumah sakit tersebut, seperti fasilitas kesehatan lainnya di Gaza, dihancurkan tanpa alasan yang dapat dibenarkan. Demikian dikutip dari Palinfo.
Ia menjelaskan bahwa pilihannya terhadap Rumah Sakit Al-Karama adalah karena ukurannya yang kecil dan relatif mudah membangunnya kembali dari segi biaya dan manajemen. Meskipun ia tidak dapat menentukan jumlah yang dibutuhkan atau jangka waktu penyelesaian proyek, ia menegaskan bahwa bermimpi adalah satu-satunya cara untuk melanjutkan, dengan mengatakan, “Kita harus bermimpi agar dapat hidup.”
Qashu’a mencatat ia telah mulai merencanakan untuk melengkapi Rumah Sakit tersebut dengan peralatan dan desain medis terbaik, tetapi mengungkap bahwa tahap saat ini terbatas pada pembangunan rumah sakit lapangan sementara dengan menggunakan tenda-tenda bantuan kemanusiaan sebagai tempat berlindung.
Baca Juga: Warga Palestina di Tepi Barat Kembali Hadapi Serangan Pemukim Ilegal
Ide “Gaza Cola” muncul pada bulan November 2023, dengan kaleng merah yang menampilkan bendera Palestina dan frasa “Gaza Cola” dalam aksara Arab, beserta desain yang terinspirasi oleh keffiyeh Palestina.
Qashu’a menganggap proyek ini lebih dari sekadar minuman ringan; ini adalah pesan bagi perusahaan-perusahaan besar yang berinvestasi dalam perdagangan senjata.
“Kami mengajukan pertanyaan tentang martabat kepada mereka: Apakah Anda menyadari apa yang dilakukan uang Anda? Uang Anda merusak rumah dan lingkungan serta berkontribusi terhadap pemusnahan rakyat kami. Sudah saatnya untuk mengakui sejauh mana kerusakan yang disebabkan oleh investasi ini,” ujarnya.
Osama Qashu’a dikenal sebagai pendukung utama gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS). Pada tahun 2001, ia mendirikan International Solidarity Movement (ISM) dan berpartisipasi dalam Armada Pembebasan Gaza pada tahun 2010.
Baca Juga: Tiga Tentara Israel Tewas di Gaza Utara
Berasal dari Nablus di Tepi Barat, Qashu’a telah tinggal di Inggris selama lebih dari 18 tahun setelah dipaksa meninggalkan Palestina karena cedera, penangkapan, dan penyiksaan di tangan pasukan pendudukan.
Tahun lalu, Qashu’a membuka “Rumah Palestina” di pusat kota London, sebuah pusat politik dan budaya yang memungkinkan warga Palestina mengekspresikan identitas mereka tanpa rasa bersalah, dan menyambut para pendukung perjuangan mereka. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Takut Ditangkap di Luar Negeri, Militer Israel Sembunyikan Informasi Tentaranya