Gaza City, 30 Jumadil Awwal 1437/ 9 Maret 2016 (MINA) – Jutaan wanita dari seluruh dunia memperingati Hari Perempuan Internasional tanggal 8/3, namun kesempatan itu adalah momen pahit dalam kehidupan ratusan ribu perempuan Palestina di Jalur Gaza yang diblokade Israel.
Menteri Palestina Urusan Perempuan, Haifa al-Agha mengatakan, perempuan di Gaza menderita dalam kondisi ekonomi dan psikologis yang sulit.
“Mereka membayar harga yang berat akibat pengepungan Israel selama satu dekade di Jalur Gaza,” tambahnya kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Israel telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Jalur Gaza sejak Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina dan memerintah di wilayah ini.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Pengepungan telah memburuk semua aspek kehidupan di wilayah ini yang berpenduduk sekitar 1,9 juta orang.
Agresi terakhir Israel pertengahan 2014 lalu menyebabkan sekitar 2.322 warga Palestina tewas, termasuk 489 perempuan, dan 11.000 cedera, termasuk 302 perempuan, demikian Kementerian Kesehatan Palestina.
“Hari demi hari, kondisi perempuan Palestina di Gaza akan buruk dan menjadi lebih buruk,” kata Agha.
Menurut Pusat Lembaga Bantuan Perempuan dan Konseling Hukum (LSM) Palestina, sekitar 600 perempuan telah menderita keguguran dalam serangan Israel terakhir di Gaza.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“791 wanita kehilangan suami selama perang Israel di samping 34.697 orang, yang dievakuasi dari rumah mereka,” kata LSM.
Beban yang berat
Aktivis Palestina Mariam Abu Doka mengatakan bahwa perempuan menanggung beban yang berat akibat blokade Israel di Gaza.
“Wanita Gaza membayar harga terberat untuk perang dan blokade,” kata Abu Doka, anggota dari Front Rakyat Pembebasan Palestina (PFLP).
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dia mengimbau masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kepada perempuan Palestina.
“Setiap tanggal 8 Maret, luka perempuan, yang ditahan, terluka atau kehilangan suaminya, dibuka kembali,” katanya.
Pada Hari Wanita Internasional, Selasa 8/3, sebuah organisasi perempuan Palestina mengatakan bahwa lebih dari 63 persen perempuan di Jalur Gaza menganggur.
Dalam sebuah pernyataan, serikat mengatakan bahwa 2015 adalah tahun terberat bagi perempuan Gaza karena blokade selama satu dekade dan serangan Israel.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
“Wanita Gaza bermimpi hidup dalam damai tanpa perang dan tragedi” tambahnya.(T/hna/P2 )
Mi’raj Islamic Newa Agency
gaza-women-pay-heavy-price-for-israeli-siege/533780">https://www.aa.com.tr/en/middle-east/gaza-women-pay-heavy-price-for-israeli-siege/533780
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka