Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempa Afghanistan: Kurangnya Dana Menghambat Upaya Bantuan

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

12 Views

Warga Afghanistan berjalan melewati rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi di Desa Mazar Dara, Distrik Nurgal, Provinsi Kunar, Afghanistan Timur, pada 1 September 2025. (Foto: Wakil Kohsar)

Kabul, MINA – Kekurangan dana yang parah menghambat upaya bantuan di Afghanistan timur, tempat gempa bumi dahsyat menewaskan sedikitnya 800 orang dan melukai lebih dari 2.800 orang.

Dilansir dari Ariana News, para pejabat kemanusiaan memperingatkan pada Senin bahwa puluhan klinik kesehatan terpaksa ditutup dan dukungan udara PBB yang krusial dihentikan, membuat tim penyelamat kesulitan mencapai desa-desa pegunungan terpencil.

Gempa berkekuatan 6,0 skala Richter terjadi sesaat menjelang Senin dini hari di Provinsi Kunar, meratakan seluruh komunitas dan membebani sistem kesehatan yang rapuh, yang telah dilemahkan oleh konflik, kemiskinan, dan bencana alam selama bertahun-tahun.

Sejak Emirat Islam (Taliban) berkuasa pada 2021, Afghanistan telah mengalami tiga gempa bumi besar yang mematikan, disertai kekeringan, banjir, dan deportasi massal migran Afghanistan dari negara-negara tetangga.

Baca Juga: PBB: 850.000 Pengungsi Telah Kembali ke Suriah

“Penyampaian respons yang sebenarnya sangat terpukul oleh pemotongan dana tahun ini,” kata Kate Carey, Wakil Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Afghanistan, kepada Reuters.

“Jumlah orang yang kami miliki di lapangan jauh lebih sedikit daripada yang kami miliki enam bulan lalu,” katanya.

Bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan telah anjlok, turun menjadi $767 juta tahun ini dari $3,8 miliar pada 2022, menurut data PBB.

Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor: pergeseran prioritas donor di tengah krisis di Ukraina, Gaza, dan Sudan; frustrasi atas pembatasan yang diberlakukan Emirat Islam terhadap perempuan; dan pemotongan bantuan AS untuk program USAID, yang dimulai pada bulan Januari di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Baca Juga: Ribuan Warga Yaman Hadiri Pemakaman 12 Tokoh Senior Houthi

Dampaknya sangat parah. Empat puluh empat klinik kesehatan yang melayani lebih dari 360.000 orang di Provinsi Nangarhar dan Kunar telah tutup tahun ini karena kekurangan dana, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Layanan udara kemanusiaan Program Pangan Dunia (WFP), yang sebelumnya menyediakan helikopter untuk mengangkut tim medis dan pasokan ke daerah-daerah yang sulit diakses, dihentikan awal tahun ini karena pemotongan anggaran.

Emirat Islam sementara itu telah meminta bantuan darurat. Sejauh ini, beberapa negara, termasuk India, Swiss, dan UEA, telah menjanjikan bantuan darurat. UEA juga mengonfirmasi akan mengirimkan tim penyelamat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Gempa 6,0 SR di Afghanistan Timur Tewaskan Lebih dari 800 Orang

Rekomendasi untuk Anda