Khartoum, MINA – Kelompok-kelompok yang bertikai di Sudan terus terlibat dalam bentrokan sengit pada Jumat (21/4/2023) dengan tembakan senjata berat dan ledakan terdengar di ibu kota Khartoum dan kota-kota lain meskipun ada proklamasi gencatan senjata 72 jam.
Kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada Jumat pagi mengumumkan gencatan senjata setelah enam hari pertempuran sengit untuk menandai dimulainya hari raya Idulfitri. Press TV melaporkan.
Kelompok itu mengatakan akan mengamati gencatan senjata 72 jam, yang akan mulai berlaku pada pukul 6 pagi (0400 GMT) pada Jumat, tetapi Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) tidak mengonfirmasinya.
“Gencatan senjata bertepatan dengan Idulfitri yang diberkahi, dan membuka koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga dan memberi mereka kesempatan untuk menyapa keluarga mereka,” bunyi pernyataan RSF.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Ratusan orang tewas dan ribuan lainnya terluka sejak bentrokan mematikan pecah pekan lalu antara pasukan yang setia kepada panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, komandan RSF yang biasa dikenal sebagai Hemeti.
“Empat ratus tiga belas orang tewas dan 3.551 orang terluka,” kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris kepada wartawan di Jenewa, Jumat.
Badan anak-anak PBB UNICEF mengatakan, sedikitnya sembilan anak termasuk di antara yang tewas dan lebih dari 50 orang terluka.
Komite Sentral Dokter Sudan mengatakan bahwa semalam, saat perayaan Idul Fitri menandai akhir bulan suci Ramadhan dimulai, “beberapa wilayah Khartoum dibom” dan dilaporkan “penembakan dan bentrokan” selama enam malam berturut-turut.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Kami meminta semua warga negara untuk berhati-hati, tinggal di rumah, menutup pintu dan jendela dan berbaring. Kami juga meminta pasukan ini untuk bertanggung jawab dan segera berhenti berperang untuk melindungi kehidupan yang tidak bersalah,” kata komite itu dalam sebuah pernyataan.
Ibukota Khartoum telah menyaksikan pertempuran terburuk dengan serangan udara dan tembakan tank di daerah padat penduduk, dengan sebagian besar dari lima juta penduduknya terkurung di rumah tanpa listrik, makanan atau air.
Pemimpin SAF muncul di televisi Jumat pagi. Ia menyatakan kesedihannya bagi para korban pertempuran, berdoa untuk Idul Fitri yang damai, tetapi tidak menyebutkan apapun tentang gencatan senjata yang diusulkan RSF. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)