Mayat Berserakan Mulai Membusuk di Zona Perang Sudan Timbulkan Kekhawatiran Bencana Kesehatan

Konflik antara militer Sudan dan RSF masih terus berlangsung. (Foto: dok. AA)

Khartoum, MINA – Puluhan mayat, baik tentara maupun warga sipil, berserakan di jalan-jalan Sudan, khususnya di zona konflik Khartoum, Bahari, dan Omdurman, menimbulkan kekhawatiran akan bencana kesehatan masyarakat.

Saksi mata mengatakan kepada Anadolu pada hari Selasa (15/8), jenazah warga sipil dan tentara belum dimakamkan di Khartoum karena bentrokan yang sedang berlangsung antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat () dan kedekatan mereka dengan lokasi pengeboman.

Pembusukan mayat-mayat ini telah dimulai karena mereka telah terbaring di tempat terbuka selama berhari-hari dan orang-orang tidak dapat mengambilnya untuk penguburan yang layak, meningkatkan bahaya penyakit yang menyebar di negara Afrika utara yang dilanda perang antara dua kekuatan sejak April ini.

Pada hari Ahad, Komite Sentral Petugas Kesehatan, sebuah organisasi non-pemerintah Sudan, mengeluarkan peringatan tentang risiko lingkungan yang ditimbulkan oleh mayat yang membusuk di jalanan akibat perang dan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan.

“Ada masalah yang mempengaruhi kesehatan lingkungan karena jenazah yang tertinggal di lokasi mereka, terutama karena beberapa di antaranya telah memasuki tahap pembusukan,” kata Kepala Komite Pusat Petugas Kesehatan, Hiba Al-Makki, seperti dikutip situs web Sudan Tribune.

Dia mendesak “situasi ini memerlukan penanganan sesuai dengan protokol kesehatan masyarakat dalam keadaan darurat.”

Selasa lalu, organisasi kemanusiaan Save the Children International yang berbasis di London melaporkan ribuan mayat membusuk di jalan-jalan Khartoum karena ketidakmampuan kamar mayat untuk mengawetkan tubuh dan dampak dari listrik yang tidak menentu pada sistem pendingin.

Bentrokan sengit telah berlangsung selama lebih dari 100 hari antara tentara dan RSF, khususnya di daerah-daerah strategis di sekitar ibu kota dan di bagian barat negara itu.

Selama konflik, yang telah berlangsung sejak April, lebih dari 3.000 orang tewas, puluhan ribu terluka, dan sekitar 4 juta orang mengungsi, dengan sebagian besar kekerasan terkonsentrasi di sekitar ibu kota. (T/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.