Wau, Sudan Selatan, MINA – Gencatan senjata di negara termuda Sudan Selatan runtuh setelah beberapa jam. Pertempuran berlanjut antara pasukan pemerintah dengan oposisi bersenjata, Sabtu (30/6).
Oposisi mengatakan kepada kantor berita AP, pasukan pemerintah melanggar gencatan senjata dengan menembaki milisi oposisi hanya beberapa jam setelah gencatan senjata berlaku mulai tengah malam, demikian The New Arab melaporkan.
Juru bicara oposisi Lam Paul Gabriel mengatakan, pertempuran berat terjadi di Mboro, distrik Wau. Pasukan pemerintah menggunakan kendaraan lapis baja dan penjelajah darat dalam serangan pukul 7 pagi.
“Pertempuran masih berlangsung saat saya menulis,” kata Gabriel.
Baca Juga: Rusia Soroti Perlunya Palestina Merdeka untuk Selesaikan Krisis Gaza
Dia meminta misi penjaga perdamaian PBB dan pemantau gencatan senjata untuk menyelidiki insiden itu.
Dia mengatakan bahwa oposisi memiliki hak untuk membela diri.
“Ini mengecewakan bahwa bahkan ketika presiden dan panglima tertinggi mereka Salva Kiir mengumumkan gencatan senjata, pasukan rezim masih melanggarnya,” kata Gabriel kepada AP.
“Ada kemungkinan Salva Kiir tidak mengendalikan pasukannya atau dia tidak ingin kedamaian datang,” tambahnya.
Baca Juga: Dubes Masaki: Jepang dan Indonesia Perkuat Kemitraan Strategis di Tengah Tantangan Global
Sementara itu, seorang juru bicara pemerintah menyalahkan oposisi karena melanggar gencatan senjata.
“Mereka memiliki kepemimpinan yang longgar, mereka tidak dikontrol oleh siapa pun,” kata juru bicara pemerintah Sudan Selatan Juru Ateny Wek Ateny kepada AP. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puan Maharani Ajak Parlemen Asia Tolak Relokasi Penduduk Gaza