Jakarta, MINA – Jumlah penduduk generasi muda cukup besar mewakili potensi tenaga kerja bagi pembangunan pertanian moderen dan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan ide-ide inovasi dan motivasinya, generasi muda memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap modernisasi pertanian dan perbaikan kehidupan masyarakat di pedesaan,” .kata Nono Rusono, Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional pada ‘Seminar Pemuda dan pertanian Berkelanjutan’ di Jakarta, Rabu (20/9).
“Saat ini generasi muda semakin meninggalkan sektor pertanian dan pedesaan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan dan bekerja ke luar negeri,” lanjutnya.
Peluang untuk memperoleh hidup yang layak di sektor pertanian dan pedesaan semakin terbatas, serta kondisi pengangguran dan kemiskinan. “Generasi muda sering hanya terlibat dalam sektor informal, dan menjadi pekerja keluarga yang tidak dibayar tanpa perlindungan sosial dan peluang untuk maju terbatas,” ujar Nono.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Untuk mewujudkan potensi produktif, lanjut Nono, generasi muda dihapkan dengan kendala akses terhadap sumber daya produktif seperti lahan, pelayanan finansial, pasar, dan teknologi baru.
“Jumlah petani yang berusia tua cukup banyak, yaitu dari total petani sebanyak 31,7 juta orang, sekitar 6,7 juta orang berusia di atas 60 tahun,” terangnya.
Nono menambahkan, berangkat dari hal ini diperlukan kebijakan dan program yang dapat memberikan insentif agar dapat mengkatkan peran generasi muda dalam modernisasi pertanian dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi muda.
“Untuk menghadapi tantangan berat dan memanfaatkan bonus demografi dibutuhkan kebijakan dan program-program yang dapat mendorong generasi muda berminat untuk bekerja di sektor pertanian dan meningkatkan peranannya,” tutup Nono. (L/R09/P1)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Mi’raj News Agency (MINA)