Jakarta, 10 Ramadhan 1437/15 Juni 2016 —Ancaman terhadap bangsa dan negara berupa peredaran narkoba dan radikalisme perlu mendapat perhatian bersama, tidak terkecuali penyuluh agama.
Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam Muchtar Ali mengatakan bahwa penyuluh agama mempunyai peran strategis dalam memberikan pemahaman dan pengaruh positif bagi masyarakat sekitarnya.
“Penyuluh bisa sebagai komunikator, yakni harus memiliki pengaruh positif dan nyata terhadap persepsi masyarakat dalam pencegahan narkoba,” kata Muchtar Ali saat menjadi narasumber pada Koordinasi Nasional Tim Cyber Anti Narkoba dan Radikalisme Kementerian Agama Tahun 2016 di Jakarta, Rabu (15/6).
“Penyuluh harus memiliki dorongan untuk memberikan konsultasi dan motivasi kepada masyarakat,” tambahnya, demikian keterangan pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Selain komunikator, konsultan, dan motivator, menurut Muchtar, penyuluh juga harus mampu tampil sebagai fasilitator. Penyuluh harus pro aktif untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat mendapatkan pemahaman yang baik dan benar tentang bahaya narkoba dan radikalisme.
Dalam peran itu, Muchtar memandang pentingnya penguatan kapasitas penyuluh, khususnya dalam merespon perkembangan teknologi dan informasi. Menurutnya, sebagai bagian dari tim siber, para penyuluh juga dituntut mampu merambah dunia maya.
“Saatnya kita menjadikan internet sebagai media dakwah yang merupakan pilihan tepat di era globalisasi,” sambungnya.
Tim Siber Penting
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Dalam rangka memperkaya content informasi yang sehat dan mencerahkan di dunia maya, Kementerian Agama terus menggerakan Tim Siber Anti narkoba dan radikalisme.
Menurut Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, saat ini dunia maya dipenuhi dengan broadcast penyebaran paham dan pemikiran radikal. Untuk itu, diperlukan counter naratif agar paham radikal tidak menyebar luas.
“Harus terus diupayakan penyebaran pemahaman yang benar dan positif terkait jihad, khilafah, kafir dan pendapat-pendapat khilafiah,” urai guru besar ilmu hadits itu.
Pembentukan tim siber Bimas Islam merupakan yang pertama di lingkungan Eselon I Kemenag sebagai tindak lanjut arahan Menag.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Amin berharap keberadaan tim ini akan dapat memperkaya narasi positif terkait keberagamaan dan keberislaman di dunia maya.
Rapat Koordinasi Nasional Tim Siber Bimas Islam Tahun 2016 ini dikuti lebih dari 90 peserta yang terdiri dari Kabid Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag se-Indonesia, para penyuluh agama Islam, ASN Kemenag yang ditunjuk sebagai person in charge (PIC), ASN Kementerian Komunikasi dan Informatika, BNPT, BNN, MUI, NU, dan Muhammadiyah. (T/R05/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia