Gerakan ‘Kemenag Bangkit Melayani Umat’ di Sulteng

Palu, MINA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengunjungi para penyintas bencana alam di beberapa lokasi terdampak gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (19/11).

Pada kesempatan itu, Menag juga mencanangkan gerakan ‘ Bangkit ’, sebuah gerakan untuk membangkitkan semangat para aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Agama di Sulawesi Tengah pasca terjadinya bencana gempa.

Dalam kunjungannya, ia juga menyalurkan bantuan senilai Rp 10 miliar yang dihimpun dari tali asih para pegawai Kementerian Agama. Suntikan moral maupun sumbangan material dari jajaran Kemenag pusat maupun daerah diharapkan menjadi motivasi tersendiri dalam melayani umat.

Ia berharap ASN Kemenag Sulawesi Tengah berada di posisi terdepan dalam proses pemberian bimbingan spiritual pasca bencana (trauma healing) bagi para penyintas. Terlebih, selama ini ada anggapan bahwa pegawai Kemenag adalah orang yang memahami ajaran agama. Posisi terdepan artinya pula tetap setia melayani meski dalam kondisi darurat dan serba terbatas.

“Seluruh keluarga besar Kemenag merasakan kesedihan mendalam atas gempa di Palu. Mereka bahu membahu membantu karena merasa sebagai sesama saudara. Karena itu, kepedulian ini penting untuk dijadikan momentum pembangkit semangat melayani umat,” kata Menag Lukman.

Kunjungan kerja Menag ke Palu kali ini juga dalam rangka memastikan bahwa aksi Kemenag dalam penanggulangan dampak gempa, tsunami, dan likuefaksi telah berjalan baik, tepat sasaran, dan sesuai kebutuhan korban di lapangan.

“Saya ingin tahu perkembangan penanggulangan tersebut karena sebagian besar bantuan tanggap darurat itu adalah sumbangan ASN Kemenag. Penyaluran dan penggunaannya harus dipertanggung-jawabkan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, setelah komunikasi mulai pulih pasca bencana Palu dan Donggala, pihaknya segera membentuk Tim Satgas Penanggulangan Dampak Bencana. Satgas ini bertugas melakukan pemetaan hingga mengkoordinasikan penanganan pemulihan pasca bencana terutama pada pemangku kepentingan Kemenag. Selain berkoordinasi dengan instansi lain, satgas juga berhubungan dengan pihak luar negeri yang memberikan bantuan. Namun, tim hanya berfokus pada sasaran yang ada di bawah tanggung jawab Kemenag.

Tim Satgas ini dipimpin Oman Fathurahman, Staf Ahli Menteri Agama dan guru besar UIN Jakarta yang pernah belajar khusus soal mitigasi bencana di Jepang. Adapun anggotanya terdiri dari pejabat di beberapa unit eselon I dan II Kemenag, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan pembinaan masyarakat.

“Alhamdulillah, tim bekerja sesuai rencana berdasarkan tupoksi Kemenag. Bantuan tersalurkan sesuai target, langkah-langkah darurat juga dilakukan dengan baik,” kata Menag usai berkeliling meninjau kelas-kelas darurat.

Meski demikian, kata Menag, masih banyak hal yang perlu dilakukan dalam proses pemulihan. Karenanya, ia meminta jajarannya untuk mengalokasikan program prioritas pada 2019 untuk Palu, terutama untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur di IAIN Palu, madrasah, kantor KUA, rumah ibadah, dan gedung Kantor Kemenag.

Ia menjelaskan, sasaran aksi Kemenag dalam penanggulangan dampak bencana di Sulawesi Tengah ini terdiri dari 4 kategori, yakni: a) lembaga pendidikan agama, b) kantor pelayanan Kemenag, termasuk KUA, c) rumah ibadah, dan d) SDM Kemenag yang mencakup karyawan, dosen, mahasiswa IAIN Palu serta siswa madrasah.

Gempa Palu, Sigi, Donggala terjadi pada 28 September 2018. Ini adalah kunjungan perdana Menag ke Palu paska bencana. Menag mengaku sengaja membatasi kunjungan langsung pada masa tanggap darurat karena khawatir merepotkan para ASN setempat yang juga menjadi korban terdampak. (R/R10/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)