Beriut, MINA – Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon pertama kalinya meluncurkan puluhan roket ke pemukiman ilegal Israel di bagian utara wilayah pendudukan tahun 1948 sebagai pembalasan serangan militer Israel terhadap Lebanon selatan.
Saluran televisi Israel Channel 14 melaporkan, beberapa roket menghantam Tzuriel moshav di wilayah Galilea dan berdampak pada infrastruktur dan bangunan di sana.
Layanan darurat Magen David Adom (MDA) rezim Israel mengatakan, dua orang menderita luka ringan di Tzuriel dan dievakuasi ke Pusat Medis Galilea di Nahariya.
Ini adalah pertama kalinya Tzuriel Moshav, yang populasinya hanya 400 pemukim ilegal, menjadi sasaran serangan.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Komunitas tersebut tidak termasuk di antara mereka yang berada di sisi utara wilayah pendudukan yang telah dievakuasi berdasarkan perintah resmi dari rezim Israel.
Sebelumnya, pejuang Hizbullah meluncurkan drone bermuatan bahan peledak ke situs militer al-Malkiyah Israel, yang menghancurkan sebagian garnisun dan membakarnya.
Kelompok perlawanan juga menghancurkan perangkat mata-mata yang dipasang di lokasi militer al-Radar di Peternakan Shebaa Lebanon yang diduduki.
Tak lama setelah itu, pejuang Hizbullah menargetkan pos militer al-Raheb dan menghancurkan perangkat keras spionase yang ditempatkan di sana.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Pada Senin malam, Hizbullah melakukan dua operasi terhadap situs-situs Israel sebagai tanggapan atas serangan rezim di kota Yater dan Khiam di Lebanon selatan.
Serangan pertama menargetkan gedung yang menampung pasukan Israel di pemukiman Menara. Hal ini terjadi sebagai tanggapan atas agresi Israel terhadap Yater, dan menyebabkan kebakaran di dalam gedung yang menjadi sasaran.
Operasi kedua melihat anggota Hizbullah menyerang beberapa bangunan di pemukiman Metulla sebagai pembalasan atas serangan Israel terhadap Khiam. Hal ini mengakibatkan hantaman langsung, dan menyebabkan kebakaran di area tersebut.
Hizbullah dan Israel telah saling baku tembak sejak awal Oktober tahun lalu, tak lama setelah rezim tersebut melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza menyusul operasi mendadak yang dilakukan Hamas.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Gerakan perlawanan Lebanon telah berjanji terus melakukan serangan balasan selama rezim Israel melanjutkan perang di Gaza, sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 39.006 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Para pejabat Hizbullah telah berulang kali mengatakan mereka tidak ingin berperang dengan Israel dan menekankan bahwa mereka siap jika hal itu terjadi.
Dua perang Israel yang dilancarkan melawan Lebanon pada 2000 dan 2006 mendapat perlawanan kuat dari Hizbullah, yang mengakibatkan mundurnya rezim dalam kedua konflik tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel