Accra, MINA – Negara Ghana di Afrika Barat baru-baru ini dinyatakan bangkrut karena gagal membayar utangnya tepat waktu. Situasi ini membuat pemerintah tidak punya pilihan selain mengambil pinjaman sebesar $3 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Dana pinjaman tersebut dimaksudkan untuk membantu mengatasi krisis keuangan negara, yang telah menyebabkan banyak kontraktor melakukan PHK, sehingga memperburuk masalah pengangguran di negara tersebut.
Dikutip dari BBN Network pada Selasa (26/9), Emmanuel Cherry, CEO asosiasi perusahaan konstruksi Ghana, mengungkapkan bahwa pembayaran kembali pemerintah kepada kontraktor berjumlah 15 miliar cedi, sekitar $1,3 miliar, sebelum bunga. Pemerintah juga berutang kepada produsen listrik independen sebesar $1,58 miliar, sehingga negara ini berisiko mengalami pemadaman listrik yang meluas.
Ini bukan kali pertama Ghana meminta bantuan IMF. Sejak merdeka pada tahun 1957, negara ini telah meminta bantuan IMF sebanyak 17 kali. Krisis yang terjadi baru-baru ini sebagian disebabkan oleh pandemi virus corona, invasi Rusia ke Ukraina, dan melonjaknya harga pangan dan bahan bakar.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Sebelumnya pada tahun 2022, Sri Lanka juga mengalami krisis kebangkrutan. Kehancuran ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya menyebabkan protes besar-besaran di seluruh negara kepulauan tersebut.
Ketegangan meningkat pada Juli 2022, ketika massa menyerbu rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa saat itu, memaksanya meninggalkan negara tersebut dan mengundurkan diri. Pemerintahan baru telah berupaya memulihkan keuangan publik Sri Lanka yang terpuruk, termasuk mendapatkan dana talangan penting dari IMF.
Laporan sebelumnya oleh Kelompok Respon Krisis PBB menyebutkan setidaknya sembilan negara berisiko menghadapi nasib serupa seperti Sri Lanka. Ini termasuk Afghanistan, Argentina, Mesir, Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Turkiye, dan Zimbabwe.
Selain itu, survei yang dilakukan tahun lalu oleh lembaga penelitian ekonomi Visual Capitalist mengidentifikasi setidaknya 25 negara berisiko bangkrut, termasuk Ghana. Negara-negara ini diidentifikasi berdasarkan empat metrik: imbal hasil obligasi pemerintah, credit default swaps (CDS) 5 tahun, beban bunga sebagai persentase produk domestik bruto (PDB), dan utang pemerintah sebagai persentase PDB.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Daftar 25 negara yang berisiko bangkrut antara lain El Salvador, Tunisia, Pakistan, Mesir, Kenya, Argentina, Ukraina, Bahrain, Namibia, Brasil, Angola, Senegal, Rwanda, Afrika Selatan, Kosta Rika, Gabon, Maroko, Ekuador, Turkiye, Republik Dominika, Etiopia, Kolombia, Nigeria, dan Meksiko. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan