Kairo, MINA – Grand Syekh Al Azhar Kairo Ahmad Thayib menyatakan dukungannya pada bangsa Palestina untuk melakukan intifada baru melawan kebijakan pemindahan ibu kota Israel ke Al Quds (Yerusalem).
“Al Azhar Asy Syarif marah, menolak dan mengingkari apa yang dinyatakan pemerintah Amerika Serikat yang memutuskan menjadikan Al Quds Asy Syarif ibu kota bagi entitas penjajah Zionis,” tegas Syeikh Ahmad Thayib dalam keterangannya, Jumat (8/12), dikutip MINA dari kantor berita Al Jazeera.
Ia menyebut langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya tersebut sebagai tantangan serius terhadap konvensi internasional dan bentuk perlawanan terhadap perasaan lebih dari 1,6 miliar Muslim di seluruh dunia serta perasaan jutaan orang Kristen Arab.
“Semoga intifada kalian yang ketiga ini sesuai dengan keyakinan kalian akan persoalan kalian. Dan kami bersama kalian dan tidak akan mengecewakan kalian,” kata Syekh Thayib yang ditujukan kepada bangsa Palestina.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ia menyeru segenap pemimpin dan kepala negara Islam, seluruh negara Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan PBB untuk bergerak cepat dan tepat menghentikan implementasi keputusan ini.
Sebelumnya, Kamis (7/12), Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah menyeru rakyat Palestina di seluruh kawasan untuk menggelar intifada ketiga sebagai bentuk protes dan perlawanan atas keputusan pengakuan Al Quds sebagai ibu kota Palestina.
Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Al Quds ibu kota Palestina membuat konflik Palestina – Israel semakin memanas.
Sejumlah warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat segera menggelar aksi protes di jalan-jalan. Akibatnya bentrok antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel tak terhindarkan. Hingga berita ini ditulis kementerian kesehatan Palestina dalam pernyataannya Sabtu pagi (9/12) melaporkan dua warga Palestina meninggal dan 1114 lainnya terluka. (RA02/RI-1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata