Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur di Papua Nugini Mundur Usai Kerusuhan

kurnia - Jumat, 12 Januari 2024 - 20:13 WIB

Jumat, 12 Januari 2024 - 20:13 WIB

47 Views ㅤ

Port Moresby, MINA –  Gubernur Sepik Barat Papua Nugini Tony Wouwou mengundurkan diri akibat kerusuhan yang meletus terjadi di dua kota hingga menetapkan status darurat dua pekan.

Tony Wouwou selaku Gubernur  menjadi anggota parlemen ketujuh yang mundur dari pemerintahan James Marape. Pengunduran diri ini tercantum dalam surat yang diajukan ke Sang PM tertanggal 11 Januari, dilaporkan media lokal Post Courier.

“Bapak Perdana Menteri dengan segala hormat, saya ingin memberi tahu Anda terkait keputusan saya sebagai anggota DPRD dan Gubernur Provinsi Sepik Barat mengundurkan diri dari pemerintahan Anda karena situasi sekarang dan kejadian yang dihadapi negara kita,” kata Wouwou di surat itu.

Lebih lanjut, ia mengaku kaget dan malu dengan kerusuhan serta penjarahan yang terjadi di dua kota Papua Nugini. “Kekerasan, penyerahan, dan pengabaian total terhadap supremasi hukum tak mencerminkan demokrasi di negara tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

“Sebetulnya, itu menyedihkan dan akan menjadi hari paling gelap dalam sejarah di negara ini,” ujar dia.

Baru-baru ini, Ibu Kota Papua Nugini bergejolak karena kerusuhan.

Kerusuhan bermula setelah sekelompok tentara, polisi, dan sipir, melakukan pemogokan usai pemotongan gaji tanpa alasan. Warga yang tak puas dengan pemerintah ikut dalam aksi tersebut. Kerusuhan lalu menyebar hingga ke Kota Lae.

Sejumlah orang menyerbu toko-toko melalui jendela kaca yang dipecah dan menjarahnya. Video juga memperlihatkan banyak kepulasan asap hitam usai gedung-gedung dan mobil terbakar.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Polisi sampai-sampai meluncurkan tembakan untuk membubarkan kelompok penjarah. Mengatasi kerusuhan itu, pemerintah Papua Nugini menetapkan status darurat selama 14 hari. Mereka juga mengerahkan tentara di jalan-jalan untuk berjaga. (T/R4/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Indonesia
Palestina
Asia