Kertajati, Majalengka, MINA – Kehadiran Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati, Kabupaten Majalengka diyakini Gubernur Jabar Ahmad Heryawan akan berdampak juga pada mobilitas warga Jawa Tengah. Selain akses yang mudah dijangkau dan menjadi bandara yang kompetitif, ini bisa menjadi salah satu pangsa pasar baru.
Menurut Heryawan, warga Jawa Tengah terutama yang tinggal di bagian barat privinsi tersebut, akan memilih Kertajati sebagai solusi perjalanan melalui jalur udara. Majalengka yang secara geografis berada di timur Jawa Barat sangat mudah dijangkau warga yang ada di perbatasan dua provinsi ini, demikian info dari laman bijb.co.i yang dikutip MINA.
“Pada saat bersamaan Jawa Tengah, yang dari Tegal, Pekalongan, Cilacap, Brebes lebih dekat ke Majalengka, dalam hal ini penerbangan umum yang bisa ke sini. Karena memang akan lebih nyaman,” kata pria yang akrab disapa Aher ini di Bandung, Rabu 15 November 2017.
Sebagai bandara yang juga akan menjadi solusi pemecah kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta dan Husein Sastranegara, Aher memastikan kehadiran BIJB juga mengalihkan 46 juta warga Jabar untuk memilih perjalanan udara. Selama ini Bandara Husein Sastranegara satu-satunya pelayanan penerbangan sipil di Jawa Barat sudah cukup lelah menampung jumlah penumpang.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Kalau Bogor, lalu Depok (Soekarno-Hatta) memang akan ke sana sepertinya. Cianjur – Sukabumi yang berada di tengah (Jawa Barat) bisa diatur. Tapi kalau daerah Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Sumedang, Bandung Raya, Priangan Raya,” imbuh Aher.
“Jadi tiga perempat warga Jawa Barat akan ke sana. Jadi optimis kita bisa menyedot langsung,” tambah Aher.
Potensi perjalanan haji asal Jawa Barat yang setiap tahunnya memiliki kuota 39 ribu serta umroh dengan 7 ribu pasar secara nasional, kata Aher ini juga bisa menjadi salah satu jawabannya. Hanya saja pengaturan embarkasi harus segara dilakukan agar Kementrian Agama bisa memberikan izin bagi warga yang ingin pergi ke Tanah Suci.
“Ketika dulu orang Majalengka ke (embarkasi) Bekasi jauh ya. Ketika dulu orang Pangandaran, Ciamis, Bekasi dan ke Halim sangat jauh. Tentu ketika Bandara di Kertajati akan dekat juga. Orang Cirebon tinggal ke situ dekat. Orang Majalengka ke sana tinggal naik angkot dekat. Orang Indramayu ke situ dan Banjar, Ciamis,” kata Aher.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Ini mendekatkan. Bandung juga sama saja. Lebih dekat juga. Bandung hanya 70 km. Kalau ke Cengkareng 160 km. Jadi kawasan Bandung Priangan Timur, Pantai Utara Jabar dari Bekasi, Karawang Subang Indramayu, Cirebon, Bandung dan kemudian Sumedang dekat ke sana,” lanjut Aher.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra menuturkan, pihaknya selaku pelaksana pembangunan bandara sudah melakukan kajian pasarnya. Berdasarkan data dari operator seluler ada 1,4 juta warga pantura yang kerap bergerak menggunakan perjalanan udara via Soekarno-Hatta atau Husein Sastranegara. Apalagi kehadiran BIJB juga bisa melayani umroh dan menjadi embarkasi haji. Kondisi tersebut dinilai cukup menjanjikan.
“Ini peluang yang bagus, tinggal kesiapan kita saja, terutama dalam menawarkan rute penerbangan,” beber Virda.
Sejauh ini, BIJB sudah berkerja sama dengan sejumlah maskapai nasional dan internasional untuk menunjang penerbangan. Diantaranya Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya, dan Lion Air Grup. (RS3/B05)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Mi’raj News Agency (MINA)