Yogyakarta, MINA – Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa kondisi Gunung Merapi saat ini dalam status siaga atau level 3, dalam 24 jam terakhir tercatat 19 kali guguran lava.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, belasan guguran lava tersebut mengarah ke Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum 1.400 meter. “Suara guguran satu kali dengan intensitas kecil terdengar dari Pos Babadan,” kata Agus dalam siaran pers, Kamis (4/1).
Selain guguran lava, dalam 24 jam terakhir tercatat lebih dari seratus kali kegempaan di Merapi. BPPTKG mencatat terjadi 94 kali gempa Guguran, 13 kali gempa fase banyak, dan satu kali gempa Tektonik Jauh.
Sedangkan untuk laju deformasi tercatat adanya pemendekan jarak tunjam. Menurut Agus, laju rata-rata deformasi EDM (Electronic Distance Measurement) Babadan sebesar 0,03 sentimeter per hari, dalam empat jam terakhir.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
BPPTKG menyebut saat ini masih ada potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng, sejauh maksimal tujuh kilometer.
Di sektor tenggara, sektor bahaya meliputi Sungai Woro, sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol, sejauh lima kilometer. Sementara lontaran material vulkanik, bila terjadi letusan eksplosif, diperkirakan dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” kata Asep.
Karena itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas apa pun di daerah potensi bahaya tersebut. Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
“Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” kata Agus. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga