Haji dan Kesatuan Umat (Oleh Ali Farkhan Tsani)

Oleh : Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Rukun Islam ke lima, ke tanah suci Makkah al-Mukarramah, di dalamnya akrab dengan nilai-nilai sosial, kebersamaan, persatuan dan Islam.

Ritual-ritual sarat makna yang dilakukan sebagai kesempurnaan ibadah haji, seperti memakai kain ihram, mengucapkan talbiyah, melakukan thawaf mengitari Ka’bah, Sa’i dari Shafa ke Marwah, lempar jumrah, dan puncaknya wuquf di Arafah, sarat akan makna kehidupan berjamaah.

Berpakaian Ihram yang sama putih tak berjahit, yang dikenakan jamaah laki-laki, menandakan bahwa sesungguhnya tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, pejabat dan rakyat. Semua memiliki derajat sama di hadapan Allah, tidak ada perbedaan rasisme, kecuali semata-mata karena takwanya.

Seperti Allah sebutkan di dalam firman-Nya:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya : “….. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Al-Hujurat [49] : 13).

Prosesi lainnya, lempar jumrah, merupakan pertanda penumpasan terhadap segala bentuk kezaliman, penjajahan, aneksasi dan penindasan antar sesama.

Ini pun dapat memberi makna bahwa segala bentuk kezaliman dan permusuhan terhadap Islam dan Muslimin, tidak akan dapat dikalahkan hanya dengan satu atau dua orang berpecah-belah. Tetapi hanya dapat diatasi dengan cara hidup berjamaah, bersatu dalam kepemimpinan yang mengikuti jejak kenabian.

Persatuan dan kesatuan umat (wihdatul ummah) inilah hikmah terbesar dalam seluruh rangkaian ibadah haji, di mana jamaah dari seluruh dunia larut dalam satu kesatuan pakaian serba putih. Para hujjaj pun thawaf mengelilingi Ka’bah yang satu, menyembah Tuhan yang satu, mengikuti manasik dari Nabi yang satu, membaca talbiyah dan berdzikir dalam bahasa yang satu.

Lewat perhelatan akbar haji kaum Muslimin sedunia inilah, Allah mengingatkan bahwa sesungguhnya umat Islam di seluruh dunia adalah umat yang satu.

Sebagaimana Firman Allah:

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Artinya : “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 92).

Memang, kewajiban kaum Muslimin hidup berjama’ah merupakan syari’at Allah. Karena itu, mengamalkannya sama dengan menegakkan syari’at Allah di permukaan bumi ini.

Sesuai dengan firman Allah di dalam ayat-Nya :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu bercerai berai…..” (QS Ali Imran [3] : 103).

Begitulah, momentum ibadah haji, yang mempertemukan umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Mereka bukan hanya melakukan rangkaian manasik haji. Namun juga dapat saling bertemu, berta’aruf dan saling memperkuat persaudaraan, ukhuwah Islamiyah.

Hingga kelak berlanjut usai kembali ke tanah air masing-masing, tetap terjalin komunikasi era digital yang sangat memungkinkan ini. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA) 

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.