Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal-hal Yang Harus Dihindari Dari Rumah Seorang Muslim

Bahron Ansori - Senin, 20 Juni 2016 - 20:38 WIB

Senin, 20 Juni 2016 - 20:38 WIB

985 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Setiap muslim berharap rumah tangganya baik. Kebaikan terwujud dengan melakukan sebab-sebabnya ditambah dengan menghindari perusaknya. Tanpa sebab-sebab kebaikan, kebaikan tidak terwujud, begitu pula ketika sebab-sebab kebaikan terwujud tetapi perusaknya tidak disingkirkan maka kebaikan juga tidak terwujud.

Rumah yang baik adalah rumah di mana sebab-sebab kebaikan terwujud di dalamnya, di samping itu perusak-perusak kebaikan pun mesti disingkirkan dari rumah. Di antara yang harus dihindarkan oleh seorang muslim dari rumah adalah sebagai berikut:

1. Orang Dengan Akhlak Yang Buruk

Akhlak adalah tabiatnya, ia bisa menular. Jika Anda mengizinkan orang dengan akhlak buruk berada dalam rumah anda, niscaya dia akan menularkannya kepada keluarga Anda.
Sebagai pemimpin rumah tangga ini adalah tanggung jawab anda. Anda punya hak untuk menolak atau tidak mengizinkan orang seperti ini untuk masuk ke rumah Anda.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Perhatikanlah teman-teman istri dan anak Anda, jangan sampai kecolongan, sebab teman bisa seperti makanan, ia bisa membuat sakit bahkan meracuni. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengumpamakan teman buruk dengan pandai besi yang bisa membakar rumahmu atau bajumu atau minimal kamu tertular baunya yang tidak sedap. (HR. Al-Bukhari).

Seorang penyair berkata, “Jangan bergaul dengan orang-orang tercela. Karena akhlak orang-orang tercela itu menular.”

Penyair lain berkata, “Tentang seseorang jangan bertanya, bertanyalah tentang kawannya. Karena semua kawan meneladani kawannya.”

Dari Ibnu Abbas berkata, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melaknat laki-laki yang kebanci-bancian dan perempuan yang kelaki-lakian. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Usirlah mereka dari rumah-rumah kalian.’ Ibnu Abbas berkata, ‘Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengeluarkan si fulan dan Umar mengeluarkan si fulan.” (HR. Al-Bukhari).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Dalam riwayat Al-Bukhari dari Aisyah dan Ummu Salmah bahwa seorang laki-laki kebanci-bancian datang kepada keluarga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, mereka menganggapnya termasuk ghairu ulil irbah (lihat surat an-Nur ayat 31). Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang kepada Salamah di mana pada saat itu dia bersama saudara laki-lakinya Abdullah bin Abu Umayah dan seorang laki-laki kebanci-bancian.

Si banci ini berkata, “Hai Abdullah, jika Allah menaklukkan kota Thaif untuk kalian maka kamu harus mendapatkan anak perempuan Ghailan karena ia datang dengan empat dan pergi dengan delapan.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mendengar ucapan tersebut bersabda, “Wahai musuh Allah kamu telah melihatnya secara mendalam.” Kemudian beliau bersabda kepada Ummu Salamah, “Orang ini jangan datang lagi kepadamu.”

2. Anjing

Hindarkanlah rumah dari anjing karena mudharatnya: A.] Menghalangi kehadiran malaikat rahmat ke dalam rumah. B.] Pahala pemiliknya berkurang satu atau dua qirath perhari. C.] Najisnya yang mughalladhah (berat). D.] Membatalkan shalat atau minimal mengurangi pahalanya jika yang hitam darinya lewat di hadapan Anda di waktu shalat. E.] Menakut-nakuti orang atau paling tidak mengagetkan orang dengan gonggongannya.

Semua mudharat ini ditetapkan oleh hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, di antaranya: Dari Abu Thalhah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Malaikat tidak masuk rumah yang ada anjing dan gambarnya.’ (Muttafaq alaihi).

Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi

Dari Ibnu Umar berkata, Jibril berjanji kepada Rasulullah saw untuk hadir. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menunggu dan Jibril belum kunjung hadir sehingga hal itu terasa berat bagi beliau, beliau keluar dan bertemu Jibril, beliau mengadu kepadanya dan Jibril menjawab, “Kami tidak masuk ke dalam rumah yang ada anjing dan gambarnya.’ (HR. Al-Bukhari).

Dari Ibnu Umar berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa memiliki anjing selain anjing berburu atau ternak maka pahalanya berkurang dua qirath perhari.” (Muttafaq alaihi).

“Shalat diputus oleh (lewatnya) wanita, keledai dan anjing hitam dan sesuatu seperti sandaran pelana melindungi hal itu.” (HR. Muslim dari Abu Dzar). Melihat mudharat-mudharat dari memelihara anjing di atas apakah Anda masih berminat? Ataukah anda yang memiliki anjing tidak ingin segera berlepas darinya?

3. Kerabat Suami Yang Bukan Mahram

Maksudnya hindari kerabat suami yang bukan mahram berkhalwat dengan istri di rumah, sebab bagaimanapun kerabat suami tersebut bukan mahram. Jadi larangan berkhalwat dengan istri berlaku atasnya.

Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita kecuali bersama mahram.” (Muttafaq alaihi).

Ini tidak berarti kerabat suami tidak boleh datang ke rumah, silakan datang tetapi hindari khalwat. Jika kerabat suami ada di rumah maka harus ada orang ketiga, bisa suami itu sendiri atau mahram yang lain.

Hal ini demi menutup bisikan-bisikan setan ke arah kemaksiatan. Tentang bahayanya khalwat kerabat suami yang bukan mahram dengan istri, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan bahwa dia adalah kematian.

Dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Hindarilah masuk kepada para wanita.” Seorang laki-laki Anshar berkata, “Bagaimana dengan kerabat suami?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Kematian.” (Muttafaq alaihi).

Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina

4. Gambar Makhluk Bernyawa

Termasuk perkara yang menjauhkan barokah dan kebaikan dari rumah adalah gambar-gambar makhluk bernyawa, karena gambar-gambar itu membuat malaikat rahmat menolak masuk ke dalam rumah dan jika malaikat rahmat menolak masuk maka jauhlah rumah tersebut dari rahmat dan kebaikan, penolakan malaikat untuk masuk rumah yang ada gambar makhluk bernyawa ditunjukkan oleh hadits Abu Thalhah Muttafaq alaihi pada poin kedua tentang anjing.

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam senantiasa menjaga rumahnya dari gambar makhluk bernyawa. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah berkata, “Rasulullah ‘Alaihi Wasallam pulang dari perjalanan sementara aku menutup jendelaku dengan kain bergambar patung, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihatnya wajahnya berubah, beliau bersabda, ‘Wahai Aisyah, manusia yang paling pedih siksanya pada Hari Kiamat adalah orang-orang yang membuat penyerupaaan dengan makhluk Allah’.”

Hadits ini menentapkan larangan gambar makhluk bernyawa, Imam an-Nawawi rhm di Riyadhus Shalihin menulis sebuah bab yang bunyinya, “Bab diharamkannya gambar hewan ditikar atau batu atau baju atau dirham atau bantal atau dinar dan lain-lain dan diharamkannya memasang gambar di dinding, kelambu, surban, kain dan lain-lain serta perintah menghilangkan gambar”.

Di samping itu hadits di atas menetapkan illat (alasan hukum) dari larangan ini yaitu membuat penyerupaan dengan makhluk Allah, ini menepis anggapan sebagian orang bahwa illatnya adalah ‘penyembahan’.

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Ibnu Utsaimin di al-Qaul al-Mufid berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa setiap perupa diazab dan bahwa azabnya termasuk terpedih, dan bahwa hikmah dari hal itu adalah penyerupaan mereka dengan ciptaan Allah azj, bukan seperti yang diklaim oleh banyak orang bahwa mereka membuatnya untuk disembah selain Allah, hal itu lain lagi karena barangsiapa membuat sesuatu untuk disembah selain Allah maka ia termasuk ke dalam pengharaman walaupun tidak terwujud rupaka.”

Apa yang diucapkan oleh Ibnu Utsaimin selaras dengan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang lain dari Abu Hurairah sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah Taala berfirman, ‘Dan tiada yang bertindak lebih zhalim daripada orang yang bermaksud menciptakan seperti ciptaanKu, maka cobalah mereka mencipta seekor semut kecil, atau sebutir biji-bijian, atau sebutir biji gandum.”
Kalau memang rumah mesti dihiasi dengan keindahan maka hindari yang bernyawa, ganti dengan pemandangan tumbuh-tumbuhan, lautan, danau dan lain-lain.

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Setiap perupa berada dalam neraka, untuknya setiap rupaka yang dibuatnya akan diberi nyawa guna menyiksa dirinya dalam Neraka Jahannam.” Ibnu Abbas berkata, ‘Kalau kamu harus melakukan maka gambarlah pohon dan yang tidak bernyawa”

5. Lonceng

Lonceng termasuk yang harus dihindarkan dari rumah karena di samping ia sebagai bentuk tasyabuh dengan orang-orang kafir, ia juga membuat malaikat menolak mendekat ditambah lagi bahwa ia merupakan seruling setan.

Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti

Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Malaikat tidak menyertai kumpulan orang dengan anjing dan lonceng padanya.” (HR. Muslim). Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang lain, “Lonceng adalah seruling setan.” (HR. Muslim).

Hendaknya keluarga muslim mewaspadai hal ini karena bisa jadi ia masuk ke dalam rumahnya tanpa disadari, bisa lewat jam dinding, bel rumah, dering telepon atau lainnya, karena alat-alat seperti ini dibuat oleh orang-orang kafir.

6. Identitas Agama Lain

Masing-masing agama memiliki syiar dan ciri khas yang identik dengannya dan ia biasanya dihormati dan disakralkan oleh pengikut agama tersebut bahkan dipuja-puja dan disembah. Jika rumah muslim tidak steril dari ciri khas agama lain, maka berarti pemiliknya telah bertasyabuh dengan mereka di samping dia telah membantunya mengiklankan ciri tersebut. Biasanya hal ini terjadi tanpa disadari oleh yang bersangkutan karena pada umumnya ia disisipkan melalui alat-alat rumah tangga.

Sajadah untuk shalat misalnya, yang biasanya bergambar masjid, kalau kita perhatikan akan terlihat ada beberapa sisipan lambang agama tertentu, bahkan pernah ada baju muslim yang biasa untuk shalat (baju koko) dihiasi oleh bordir di bagian dada yang melambangkan ciri khas agama tertentu.

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

Ia juga disisipkan melalui benda-benda seni atau benda-benda antik dengan dalih seni padahal tidak jarang kalau kita meneliti maka kita dapati bahwa ia merupakan ciri khas dari kepercayaan tertentu bahkan sesembahannya, orang mungkin berkilah, kami tidak berniat betasyabuh apalagi mengiklankannya.

Benar, Anda memiliki dan membiarkannya di rumah sudah cukup bahwa Anda telah bertasyabuh dan mengiklankan walaupun Anda berkilah demikian karena tasyabuh sudah cukup dalam hal lahir yang menjadi ciri khas walaupun yang bersangkutan berkata kami tidak berniat bertasyabuh.

7. Rokok

Bahaya rokok bukan perkara yang diperdebatkan, siapapun mengakui bahayanya, bagaimana tidak, sementara pembuatnya sendiri telah mengakui dan menulis di bungkusnya, “Merokok dapat merugikan …” dan seterusnya, dan kalau Anda bertanya kepada dokter atau para pakar kesehatan maka dijamin tidak ada seorang pun dari mereka kecuali mengakui bahaya rokok.

Di samping itu jika Anda adalah perokok di rumah, di samping Anda meracuni diri sendiri Anda juga meracuni anak-anak dan istri Anda, karena sebagai perokok pasif yang kata para pakar ahli lebih berbahaya daripada Anda sebagai perokok aktif.

Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina

Perokok telah menutup pintu rumahnya dari malaikat rahmat karena aroma busuknya mengganggu mereka, bagaimana tidak, jika Nabi saw telah melarang orang yang makan bawang merah dan bawang putih mendekati masjid dan beliau menjelaskan alasannya yaitu karena malaikat merasa terganggu dengan baunya yang tidak sedap, lalu bagaimana dengan bau rokok? Bukankah lebih buruk?

Syaikh al-Albani menulis di catatan kaki Shahih at-Targhib wat at-Tarhib 1/350 terjemah terbitan Darul Haq Jakarta yang bunyinya begini, “Lihatlah wahai saudaraku – semoga Allah melindungimu dari semua yang berbau busuk – bagaimana Nabi melarang orang yang makan bawang merah, bawang putih atau selain keduanya yang memiliki bau busuk di mana para malaikat terganggu karenanya untuk mendekati masjid. Apakah terbayang di benakmu bahwa perokok tidak termasuk ke dalam larangan ini (padahal) bau rokok lebih buruk dari keduanya?”

Padahal makan bawang putih dan bawang merah tidaklah berdampak negatif, justru banyak gunanya, sementara rokok adalah membahayakan tanpa ada manfaatnya. Semoga Allah memberi kita keselamatan dan memperbaiki rumah kita semua dan rumah-rumah kaum muslimin. Amin.(R02/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta

 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
MINA Health
MINA Health