Doha, MINA – Kelompok perlawanan di Palestina, Hamas mendesak Presiden AS Donald Trump untuk bertemu dengan tahanan Palestina yang dibebaskan selama gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza, Jumat (7/3).
Seruan Hamas muncul setelah pertemuan Trump dengan sandera Israel yang telah dibebaskan sehari sebelumnya di Ruang Oval Gedung Putih. Arab News melaporkan.
“Sama seperti dia berbicara tentang ‘penderitaan yang tak tertahankan’ dari para sandera Israel, Presiden AS harus ‘menunjukkan tingkat rasa hormat yang sama kepada tahanan politik Palestina yang dibebaskan dan mengalokasikan waktu untuk bertemu dan mendengarkan cerita mereka,” tulis pemimpin senior Hamas Basem Naim dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Trump.
Lebih dari 9.500 tahanan Palestina saat ini ditahan di penjara-penjara Israel, katanya.
Baca Juga: Pemimpin Perlawanan Palestina Merinci Proposal Gencatan Senjata Israel
Pada Kamis, Trump bertemu dengan delapan mantan sandera Israel yang dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari.
Fase pertama perjanjian tersebut menghasilkan pembebasan 33 sandera, termasuk delapan yang telah meninggal, dengan imbalan sekitar 1.800 tahanan Palestina.
Pada akhir November 2023, 105 sandera telah dibebaskan selama gencatan senjata selama satu pekan dengan imbalan 240 tahanan Palestina.
Dari 251 orang yang diculik selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, 58 orang masih ditahan di Gaza, 34 di antaranya telah dinyatakan meninggal oleh militer Israel.
Baca Juga: MSF: Israel Lakukan Pembersihan Etnis terhadap Semua Aspek Kehidupan di Gaza
Serangan Hamas terhadap Israel mengakibatkan kematian 1.218 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka resmi.
Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 48.446 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap angka-angka itu dapat diandalkan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Hancurkan 80 Pusat Medis dan 140 Lebih Ambulans