Gaza, MINA – Dalam sebuah pernyataan, kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan telah diundang think-tank Rusia untuk mengunjungi Moskow bulan Febrari depan guna mengadakan pembicaraan.
“Pembicaraan akan membahas sejumlah masalah, termasuk situasi internal Palestina dan kemungkinan solusi konflik antar faksi Palestina,” kata pernyataan itu.
Hamas menyebut telah menerima undangan dari Institut Studi Ketimuran tersebut yang berafiliasi dengan lembaga pemerintah yakni Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Pekan lalu, Duta Besar Palestina di Moskwa Abdel Hafiz Nofal mengatakan kepada Anadolu Agency sejumlah kelompok Palestina akan bertemu di Moskow pada 11 Februari atas undangan dari Institut Studi Ketimuran untuk pembicaraan rekonsiliasi.
Baca Juga: Hamas: Kejahatan Israel di Tepi Barat Tidak akan Hentikan Perlawanan
Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh telah dijadwalkan mengunjungi Moskow bulan ini, tetapi kunjungan itu ditunda.
Situasi politik terakhir di Palestina saat ini adalah pengunduran diri Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah.
Pengunduran diri Hamdallah terjadi menyusul permintaan Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas mengumumkan rencana untuk membentuk pemerintahan baru pekan ini.
Para pengamat telah melihat ini sebagai upaya Fatah untuk memperkuat cengkeramannya atas PA setelah menurunnya dukungan rakyat dan tantangan dari faksi-faksi Palestina lainnya, yaitu Hamas yang memerintah Jalur Gaza yang terblokade.
Baca Juga: Hamas Sebut Pernyataan Trump tentang Gaza ‘Rasis’
Pemerintahan baru Abbas hanya akan terdiri dari anggota PLO, organisasi payung simbolis yang terdiri dari sejumlah faksi Palestina. Namun, karena Hamas dan Jihad Islam bukan bagian dari PLO, mereka tidak akan dimasukkan dalam pemerintahan baru. (T/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Ingin Ambil Alih Gaza Setelah Usir Warga Palestina