Gaza, MINA – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas berkomitmen pada spirit pendiri Hamas Syekh Ahmad Yasin untuk membebaskan Al-Quds dan tidak mengakui eksistensi pendudukan Israel, membebaskan para tahanan Palestina dan tidak menyerahkan sejengkal dari wilayah Palestina.
Dalam memperingati 17 tahun wafatnya Syekh Yasin, Hamas menegaskan, saat Israel membunuh Syekh Yasin, mereka mengira pembunuhan tersebut menghentikan perlawanan rakyat Palestina. Namun yang terjadi, wafatnya Syekh Yasin justru melahirkan fikrah, ideologi, sistem dan perlawanan.
“Israel tidak mengira, sebelum gugurnya Syekh Yasin beberapa waktu mengulang-ulang pernyataannya yang terkenal: Cita-citaku adalah supaya Allah rida kepadaku,” kata Hamas, demikian Palinfo melaporkan, Senin (22/3).
Hamas menambahkan, Syekh Yasin gugur setelah mewariskan ribuan pemimpin setelah mengibarkan panjinya, yang tidak takut kepada kebijakan pembunuhan, dan setelah kepergiannya kekuatan makin berlipat, materil, ruhani dan politik, sehingga Hamas berhasil menjadi garda terdepan faksi gerakan perlawanan Palestina.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
“Wasiat yang ditinggalkan Syekh Ahmad Yasin adalah membebaskan Al-Quds dari penodaan zionis Yahudi merupakan kewajiban setiap muslim, setiap warga Arab, agar Al-Quds sebagai ibu kota negara Palestina merdeka,” lanjut Hamas.
Hamas juga menegaskan, tidak mengakui eksistensi Israel, tidak mengakui pendudukan, dan tidak berdamai, tidak menyerahkan hanya sejengkal dari bumi Palestina dan tempat sucinya. (T/R4/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur