Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hampir 18.000 Orang Tewas di Penjara Pemerintah Suriah

Syauqi S - Sabtu, 20 Agustus 2016 - 17:51 WIB

Sabtu, 20 Agustus 2016 - 17:51 WIB

448 Views ㅤ

(Foto; Aljazeera)

Damaskus, 17 Dzulqa’dah 1437/20 Agustus 2016 (MINA) – Sebuah laporan baru yang dirilis oleh Amnesty International menyatakan hampir 18.000 orang tewas dalam penjara pemerintah di Suriah sejak awal gerakan pemberontakan pada 2011.

Lembaga yang berbasis di Inggris itu mengatakan investigasi mereka, berdasarkan wawancara dengan puluhan mantan tahanan, merinci dengan panjang lebar mengenai penyiksaan sistematis dan pemerkosaan pada mereka yang ditangkap oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

“Mereka memukuli saya sampai saya tergeletak di tanah dan kemudian mereka menendang saya hingga saya pingsan,” kata Umm Omar, seorang mantan tahanan yang ditahan di sebuah penjara di Kota Aleppo, Aljazeera melaporkan dan dikutip Mi’raj Islmaic News Agency (MINA), Jumat (19/8) waktu setempat.

Bashar, seorang pengungsi Suriah di Eropa yang juga pernah ditahan oleh rezim, mengatakan hari-hari kelam yang ia lalui selama 11 bulan di dalam sebuah penjara di Suriah masih menghantuinya.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

“Mereka diperbolehkan untuk memukul Anda, menggebuk Anda, melakukan apa pun yang mereka inginkan,” ujarnya seperti dilansir ABC.

Bashar ditangkap pada 2012 karena terlibat dalam aksi demonstrasi menentang pemerintah Presiden Al-Assad, yang kala itu tengah digoyang gelombang Arab Spring. Ia merasa sangat beruntung karena bisa keluar dari penjara hidup-hidup.

“Saya diperlakukan sangat buruk dan saya melihat banyak orang diperlakukan sangat buruk. Banyak yang mengalami patah tulang setelah disiksa dan orang-orang menderita luka berat selama proses interogasi,” kata dia.

Sejumlah tahanan lain menceritakan mereka dicambuk di bagian kaki selama interogasi, dipukuli dengan pipa plastik, dan digantung.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

“Mereka memperlakukan kami seperti binatang. Mereka ingin orang-orang menjadi seperti tidak semanusiawi mungkin,” cerita Samer, seorang pengacara.

“Saya melihat darah, itu seperti sungai. Kita sering mengatakan tidak ada keadilan di Suriah, tapi saya tidak pernah membayangkan bahwa perikemanusia akan berada di level serendah ini,” imbuhnya.

Sementara para tahanan perempuan mengatakan kekerasan atau pelecehan seksual dan pemerkosaan umumnya sudah terjadi ketika pemeriksaan keamanan pertama mereka.

Nicolette Boehland, salah satu peneliti Amnesty International yang ikut menggarap laporan tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sejumlah tahanan meninggal akibat luka yang mereka derita.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Amnesty International, lembaga nonpemerintah yang berfokus pada hak asasi manusia, mengatakan pada Kamis (18/8) rata-rata 300 orang mati di penjara Suriah setiap bulan. Laporan mereka berdasarkan pengalaman dan pengakuan ribuan mantan tahanan, termasuk 65 korban penyiksaan.

Perang sipil Suriah diawali oleh aksi protes damai rakyat negara itu yang menentang rezim Presiden Al-Assad pada Maret 2011, tetapi kemudian berkembang menjadi perang skala penuh.

Utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, memperkirakan lebih dari 400.000 warga Suriah telah tewas dalam perang sipil yang juga meluas menjadi konflik sektarian itu.

Perang juga telah menyebabkan 11 juta orang – setengah dari populasi sebelum perang di negara itu – telah meninggalkan rumah mereka dan membuat Benua Eropa dibanjiri oleh arus pengungsi atau pencari suaka. (T/P022/R02)

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional