Doha, MINA – Kepala Biro Politik Gerakan Hamas, Ismail Haniya, keadaan siaga pendudukan Israel menjelang pawai bendera memperlihatkan kerapuhan keamanan pendudukan Israel. Demikian dikutip dari Palinfo, Jum’at, (19/5).
Haniya menekankan, penutupan Kota Tua Yerusalem mencerminkan kepanikan para pemukim ilegal Yahudi terhadap ketabahan warga Yerusalem.
“Pawai bendera pendudukan Israel merupakan bagian dari perang agama yang dilancarkan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Yerusalem yang diduduki,” katanya, seraya menambahkan, Palestina akan terus mempertahankan tempat suci mereka sampai sepenuhnya merdeka.
Para pemukim ilegal Yahudi menyelenggarakan acara pawai bendera tahunan mereka di Yerusalem yang diduduki untuk merayakan penaklukan pendudukan Israel dan pendudukan Yerusalem timur pada tahun 1967.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Menteri Keamanan Nasional pendudukan Israel, Itamar Ben Gvir, dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, berpartisipasi dalam pawai tersebut. Polisi pendudukan Israel mengintensifkan kehadiran mereka di Yerusalem untuk mengawal pawai tersebut.
Sebelumnya di pagi hari, sekitar 1.262 pemukim ekstremis Yahudi menodai Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki setelah polisi pendudukan Israel secara paksa mengusir jamaah Muslim dari tempat suci tersebut.
3.000 polisi dikerahkan di seluruh Yerusalem menjelang pawai bendera. Selain itu, baterai sistem pertahanan disiagakan. (T/chy/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih