Gaza, 26 Sya’ban 1435/24 Juni 2014 (MINA) – Mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah mengatakan Israel akan kalah dalam perang intifadhah ketiga mendatang, karena semangat Palestina dalam persatuan tidak akan pernah padam.
“Bukan hanya tidak mampu memadamkan perlawanan para pejuang Palestina, mereka akan gagal menghadapi ke kuatan dan tingginya intifadhah (ketiga) insya Allah Ta’ala,” kata Haniyah saat akan menshalatkan jenazah mantan Menteri Kesehatan Dr. Mufid Al- Mukhallalati pada Senin (23/6).
Haniyah menegaskan tekanan yang sedang dilakukan Israel dengan menangkapi kembali warga Palestina di Tepi Barat yang sebelumnya di penjara tidak akan memadamkan semangat juang warga Palestina untuk merdeka dari penjajahan.
“Berbagai ancaman yang dilontarkan pihak musuh tidak berpengaruh kepada Gaza maupun Tepi Barat, tidak akan melemahkan kekuatan bebatuan yang terus terlontar ke arah pasukan musuh bahkan sampai fajr (subuh)” tegas Haniyah.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Intifadhah adalah perang besar antara tentara Israel yang menggunakan senjata-senjata canggih buatan Amerika Serikat dengan warga Palestina yang hanya menggunakan batu dan roket yang dibuat secara manual.
Intifadhah Pertama terjadi pada 1987 yang dimulai di kemah pengungsi Jabalia dan dengan cepat menyebar ke seluruh Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur (Al-Quds).
Intifadhah kedua Palestina (juga disebut Intifadhah Al-Aqsa) dimulai pada 29 September 2000 ketika Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan rombongan sekitar 1.000 pihak bersenjata memasuki lingkungan Masjid Al-Aqsha.
Tindakan Israel terbaru dalam menangkapi para warga Palestina di Tepi Barat datang menyusul hilangnya tiga tentara Israel pada 12 Juni 2014 di Hebron, Tepi Barat. Mereka dinyatakan hilang pada Jum’at karena tidak bisa dihubungi dan tidak kembali ke rumah masing-masing sampai waktu itu.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Laporan mengenai hilangnya tiga orang Israel ini memang simpang siur. Channel 10 Israel mengatakan tiga orang Israel tersebut adalah pelajar muda di sebuah sekolah keagamaan di Hebron, sementara koresponden militer Israel melaporkan kepada Channel 2 Israel bahwa ketiga korban penculikan merupakan anggota militer, satu orang diantaranya adalah anggota pasukan elit dan dua lainnya adalah pelajar di sekolah militer yang dipersiapkan menjadi pasukan elit.
Sementara itu situasi di Tepi Barat semakin tidak menentu, Israel secara massif dan intensif mengerahkan pasukannya untuk mencari ketiga tentaranya yang hilang sejak pertengahan Juni lalu.
Bekerjasama dengan pihak kemanaan Otoritas Palestina di Tepi Barat, Israel menggeledah setiap sudut kota Tepi Barat, menggerebek rumah-rumah di dalamnya, bahkan sampai mencari hingga kepemakaman dan lubang lubang saluran air.
Hingga saat ini setidaknya 330 orang ditangkap termasuk para petinggi Hamas dan jihad Islami serta para tahanan yang telah dibebaskan saat pertukaran Gilath Shalit 2011 yang lalu.(L/K01/K02/K03/P03/R2)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)